Bantuan Perbaikan Rumah Tak Kunjung Diterima, Korban Gempa Mamuju Tagih Janji Presiden

Puluhan warga Dusun Ganno, Desa Saletto Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulawesi Barat melakukan aksi unjuk rasa

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 02 Agu 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2022, 10:00 WIB
Rumah Rusak Gempa Mamuju
Rumah rusak pasca gempa 6,2 magnitudo mengguncang Majene dan Mamuju pada 15 Januari 2021 (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Mamuju - Puluhan warga Dusun Ganno, Desa Saletto Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulawesi Barat melakukan aksi unjuk rasa. Mereka merupakan korban yang rumahnya rusak akibat gempa 6,2 magnitudo pada 15 Januari 2021 lalu.

Setahun lebih gempa berlalu, mereka belum juga mendapatkan bantuan dana stimulan seperti yang dijanjikan Presiden, Joko Widodo. Saat berkunjung ke Mamuju beberapa hari usai gempa, Presiden berjanji akan memberikan bantuan stimulan sesuai dengan tingkat kerusakan rumah mereka.

Koordinator Aksi, Ramli mengatakan dari 88 jumlah rumah rusak di Dusun Ganno, hanya enam rumah yang mendapatkan bantuan dana stimulan. Akibatnya, hingga kini warga Dusun Ganno masih ada yang menetap menggunakan tenda karena rumahnya rusak.

"Padahal, di Desa Saletto itu, dusun kami yang paling parah dampaknya, kami merasa Bupati Mamuju tidak memperhatikan kami, padahal jarak kami dari Kota Mamuju tidak terlalu jauh," kata Ramli.

Ramli menyebutkan, Pemkab Mamuju sebagai perpanjangan tangan warga harus menagih janji yang sudah diucapkan Presiden. Presiden harus menepati janjinya untuk memberikan dana stimulan kepada semua warga yang rumahnya rusak akibat gempa 2021 lalu.

"Kami juga korban gempa, rumah kami juga rusak. Presiden harus menepati janjinya," ujar Ramli.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Tanggapan Pemkab Mamuju

Bupati Mamuju
Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi saat menerima massa aksi (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi menyampaikan, bantuan stimulan tahap pertama sudah diberikan oleh presiden. Namun, itu belum mencakup semua data rumah rusak akibat gempa, karena BNPB memberikan waktu yang sangat singkat untuk melakukan pendataan.

"Sehingga masih banyak rumah yang belum terakomodir di bantuan stimulan tahap pertama. Tidak perlu khawatir, kalau sudah masuk di data penerima tahap kedua, Insya Allah akan tetap menerima," ujar Sutinah.

Sutinah menambahkan, proses pencairan dana stimulan tahap kedua memerlukan waktu yang tidak singkat. Menurutnya, data yang ada di pemerintah daerah, akan diasesmen oleh tim verifikasi yang dibentuk oleh Pemkab Mamuju.

"Setelah diasesmen, kami serahkan datanya ke BNPB, kemudian BNPB yang akan melakukan verifikasi dan menyalurkan bantuan dana stimulan, tentunya itu butuh waktu," ungkap Sutinah.

Sutinah juga berencana akan mengunjungi dan mengecek langsung kondisi rumah warga yang rusak di Dusun Ganno, bersama dengan BPBD Mamuju, Dinas Perkimta Mamuju, Camat Simboro, Kepala Desa Saletto, Kepala Dusun Ganno dan sejumlah tokoh pemuda setempat.

"Saya juga minta, kepada warga Dusun Ganno, kalau bisa saat tim verifikasi turun melakukan asesmen, itu sebaiknya didampingi, agar masyarakat bisa menyampaikan secara langsung kerusakan rumah yang dialami," tutur Sutinah.

Dana stimulan bantuan perbaikan rumah rusak akibat gempa di Mamuju pada tahap pertama sebesar Rp209 milliar. Anggaran itu telah dialokasikan untuk perbaikan rumah rusak sebanyak 9.719 rumah rusak dan untuk tahap kedua ada masih 16.200 rumah rusak yang sampai saat ini belum menerima bantuan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya