Genjot Budaya Baca, Lampung Tengah Bikin Gerakan 'Membaca 30 Menit Tiap Hari'

Stakeholder di Kabupaten Lampung Tengah kompak mencanangkan gerakan membaca 30 menit di keluarga setiap hari.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 08 Agu 2022, 17:18 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2022, 17:17 WIB
Gerakan membaca 30 menit
Bupati, DPRD, Bunda Literasi Kabupaten Lampung Tengah, dan stakeholder lainnya kompak mencanangkan 'Gerakan Membaca 30 Menit untuk Keluarga', yang dilakukan setiap hari. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Lampung Tengah - Budaya gemar membaca harus ditanamkan sejak dini. Menyadari pentingnya budaya membaca di tengah masyarakat, stakeholder di Lampung Tengah kompak mencanangkan 'Gerakan Membaca 30 Menit', yang dilakukan setiap hari di dalam keluarga. Hal itu dicanangkan di sela-sela kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Kabupaten Lampung Tengah, Senin (8/8/2022).

Terkait hal itu, Bunda Literasi Kabupaten Lampung Tengah Mariana Musa Ahmad mengatakan, keluarga merupakan motor dari gerakan membaca 30 menit, dan setiap keluarga diminta untuk membuat perpustakaan.

"Gerakan ini dimulai dari keluarga. Hingga kini telah terbentuk 28 ribu perpustakaan keluarga. Semula target yang diharapkan adalah 15 persen dari jumlah kepala keluarga, atau 7.249 keluarga. Kami ingin gerakan ini diakui oleh Perpustakaan Nasional," ujar Mariana.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Deni Kurniadi, yang turut menyaksikan pencanangan turut mengatakan bahwa program pemasyarakatan budaya baca melalui bunda literasi merupakan cara strategis yang dipilih perpustakaan untuk memotivasi, menumbuhkan kesadaran berbudaya baca.

"Bunda literasi bisa dikatakan sebagai salah satu publik figur dan karakter masyarakat Indonesia saat ini masih suka meniru dengan yang dilakukan publik figur," beber Deni.

Dalam suatu ungkapan, disebutkan kalau membaca adalah napas kehidupan dan merupakan jembatan emas ke masa depan. Dari pernyataan tersebut diketahui betapa pentingnya membaca dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membaca manusia dapat memaknai hidup.

"Bangsa yang maju adalah bangsa pembaca dan menjadi garda terdepan dalam membangun bangsa. Kemampuan membaca merupakan fondasi pembangun kualitas sumber daya manusia," tambah Deni Kurniadi.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Lampung Tengah Musa Ahmad, menjelaskan latar belakang Gerakan Membaca 30 Menit untuk setiap keluarga setiap harinya. Menurut Musa kebutuhan akan ilmu pengetahuan adalah keharusan. Dengan membaca maka jendela dunia menjadi terbuka.

"Tidak hanya manfaat pengetahuan yang didapat, tapi juga manfaat keekonomian yang bisa diperoleh," ujar Musa.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Transformasi Perpustakaan

Bupati Musa juga mengatakan, esensi dari keberadaan perpustakaan adalah penciptaan SDM unggul. Maka akan terbuka lebar kreativitas, daya inovasi dan penguasaan Iptek. Dengan demikian, transformasi layanan perpustakaan benar-benar dirasakan masyarakat.

Senada dengan Bupati, Ketua DPRD Kabupaten Lampung Tengah, Sumarsono, juga mengaku akan mendukung sepenuhnya terkait apa yang sudah menjadi program pembangunan SDM Kabupaten Lampung Tengah.

"Kami telah meminta untuk ditingkatkan anggaran. Suka tidak suka dunia kini dalam genggaman," katanya.

Saat ini kehidupan sudah banyak ketidakpastian, terlebih dengan adanya perkembangan teknologi. Maka, sudah tepat bagi perpustakaan untuk bertransformasi. Dari internet, informasi menyebar melalui berbagai platform media sosial. Lewat situlah sebagian masyarakat tertarik. Dan perilaku sosial ini kemudian ditangkap perpustakaan.

"Perpustakaan memingkinkan pelayanan inklusi sosial untuk pemberdayaan masyarakat," pungkas Wakil Direktur Politeknik Lampung Tengah Beny Hidayat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya