Liputan6.com, Tasikmalaya Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat bakal mencetak pembatik muda Kota Tasikmalaya, yang sejak dulu dikenal sebagai salah satu lumbung batik di Jawa Barat.
“Sangat penting menghadirkan generasi-generasi yang mencintai batik dan mampu melestarikannya,” ujar Ketua Dekranasda Jawa Barat Atalia Praratya Kamil, di sela-sela meresmikan Rumah Belajar Batik Tasikmalaya, Sabtu (20/8/2022).
Menurut dia, kain batik merupakan salah satu warisan kain Nusantara yang kelangsungannya harus dijaga melalui keberadaan pembatik lokal.
Advertisement
Hadirnya ‘Rumah Batik Tasikmalaya’ ujar dia, diharapkan mampu menjaga kelangsungan para pembatik lokal kota santri Tasikmalaya.
Selain mendapatkan pengetahuan membatik dengan baik, suntikan modal disiapkan Pemprov Jabar untuk membantu mereka dalam mengembangkan usaha batik.
“Pola kerja sama ini sangat baik karena untuk mengembangkan batik ini tidak hanya tugas pemerintah saja, harus ada kerja sama dengan pihak lainnya,” kata dia.
Menggandeng Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) yang dinilai sukses sebagai salah lembaga yang mampu menjaga kelestarian batik, istri Kang Emil itu berharap pembatik muda Tasikmalaya, tetap bergairah untuk membatik.
“Kita berupaya bagaimana mensejahterakan masyarakat, termasuk mereka untuk mencintai membatik,” ujarnya.
Ketua YCAB Veronika Kolondang mengatakan, proses pemberdayaan tidak hanya terfokus pada proses produksi semata, namun harus memberikan manfaat hingga generasi berikutnya.
“Target awal untuk program ini ada 3.200 pengrajin dan akan dilanjutkan untuk lima tahun ke depan,” ujarnya.
Mereka merupakan para perajin batik Tasik yang sudah menghasilkan karya, namun minim dalam pengetahuan penjualan terutama soal penjualan online, sehingga tidak bergantung pada pengepul.
“Kita berikan pengetahuan agar bisa ke pembeli langsung,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pelatihan Secara Terpadu
Ketua Harian Dekranasda Provinsi Jawa Barat, Indra Sofyan menambahkan, rumah batik Tasikmalaya bertujuan membangun keterampilan generasi muda dalam pengembangan batik.
“Dalam pembuatan batik, selain kewirausahaan juga dipertimbangkan lingkungan seperti mendaur ulang bahan pewarna yang ramah lingkungan,” kata dia.
Untuk tahap awal, ada sekitar 150 pembatik muda kota Tasik yang diajak bergabung dalam pelatihan pembuatan batik secara terpadu tersebut.
Ada tiga materi utama yang diberikan di dalam rumah batik Tasik, antara lain kurikulum pembuatan batik tulis maupun cap, kewirausahaan dan literasi keuangan.
Selain pengetahuan mengenai pembuatan sketsa, penjiplakan ke kain, pelilinan (klowong), pengisian motif (isen-isen), pewarnaan, penutupan hingga pelorodan.
Seluruh peserta bakal mendapatkan pembekalan materi pemasaran hingga pengkayaan pembuatan batik melalui metode bordir. “Kami juga menyediakan akses modul literasi keuangan melalui pelatihan online yang interaktif dan menarik,” ujar dia.
Dengan upaya itu, para pembatik muda bisa mendapatkan keterampilan vokasi yang lengkap, sebagai bekal mereka untuk mandiri dalam menciptakan lapangan kerja baru di Tasikmalaya dan Jawa Barat.
Advertisement