Liputan6.com, Mamuju - Pemprov Sulawesi Barat mencanangkan penanaman 1,2 juta mangrove pada Hari Menanam Pohon Indonesia pada 28 November 2022. Ribuan siswa SMA, SMK dan sederajat serta komunitas pecinta alam bakal terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan di seluruh kabupaten di Sulawesi Barat.
Untuk mensukseskan kegiatan itu, Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik melakukan rapat virtual bersama seluruh kepala sekolah, Kamis (15/09/22). Dalam rapat itu, Akmal mengapresiasi kepada guru dan siswa yang terlibat dalam pembibitan mangrove yang akan ditanam nantinya.
Baca Juga
Advertisement
"Kita mengedepankan semangat kolaborasi. Sejauh ini entitas cukup banyak adalah sekolah. Ini bagian dari pendidikan siswa agar mencintai lingkungan dan bertanggungjawab terhadap lingkungan masing masing," kata Akmal di Mamuju.
Akmal menegaskan, penanaman 1,2 juta mangrove itu sebagai gerakan nyata yang dilakukan upaya melindungi ekosistem pantai untuk Sulawesi Barat. Gerakan penanaman mangrove ini serupa dengan Festival Sandeq yang baru saja usai, yakni memberdayakan seluruh elemen masyarakat tanpa harus bergantung pada APBD.Â
"Kita tidak boleh berkecil hati, meskipun kita daerah kecil kita harus mampu berbuat yang nayata. Enam kabupaten kalau bisa bergerak bersama kita bisa kalahkan daerah lain," tegas Akmal.Â
Menurut Akmal, hal terpenting ialah sasaran yang ingin dicapai pada kegiatan gerakan menanam mangrove adalah tercapainya proses edukasi kepada siswa dan masyarakat. Edukasi dalam program gerakan menanam mangrove ini merupakan hal utama yang ingin dicapai.
"Inti dari kegiatan ini yakni memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya mangrove ke depan," ujar Akmal.
Akmal mengungkapkan untuk penanaman mangrove fokus di lima kabupaten, yakni Polewali Mandar, Majene, Mamuju, Mamuju Tengah dan Pasangkayu yang memiliki garis panti. Untuk Mamasa yang berada di pengunungan tetap dilibatkan, namun hanya sekolah yang berada di sekitar daerah aliran sungai (DAS) dengan jenis pohon endemik DAS dan bermanfaat bagi generasi ke depan.
"Kita berharap pada pertemuan ketiga (akhir September) sudah ada data berapa bibit, berapa guru siswa dilibatkan. apa jenis tanamannya, dimana lokasi menanamnya," tutup Akmal.