Cerita Kepala Adat Gelar Ritual Sebelum Peresmian Jalan Layang di Kalimantan Tengah

Jalan layang Bukit Rawi yang menghubungkan wilayah Kabupaten Pulang Pisau dengan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah resmi dibuka dengan ritual masyarakat adat Dayak, Jumat (16/9/2022) sore.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 17 Sep 2022, 22:29 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2022, 22:00 WIB
Cerita Kepala Adat Gelar Ritual Sebelum Peresmian Jalan Layang di Kalimantan Tengah
Ritual adat mewarnai peresmian jalan layang Bukit Rawi, di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (16/9/2022) Foto; Marifka Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Pulang Pisau Jalan layang Bukit Rawi yang menghubungkan wilayah Kabupaten Pulang Pisau dengan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah resmi dibuka dengan ritual adat masyarakat Dayak, Jumat (16/9/2022) sore.

Peresmian tersebut diwarnai sebuah ritual adat setempat. Ritual dimulai dengan memberikan hewan ternak berupa babi dan memasang bendera kuning di kedua ujung jalan layang.

Selain itu, bubur, telur, kopi hitam dan dupa turut menghiasi meja persembahan. Adrian selaku kepala adat menjelaskan, ritual ini bertujuan untuk meminta izin kepada penguasa alam gaib di wilayah tersebut, agar para pengendara yang melintas jalan layang dapat terhindar dari bahaya.

"Kami memenuhi janji itu dengan penguasa di sini, sehingga minta agar siapa saja yang melalui jembatan ini tidak mendapat celaka dan bahaya," ungkap Adrian.

Hal senada juga diutarakan oleh Siswo selaku Camat Kahayan Tengah. Selain sebagai ritual persembahan, kegiatan ini juga untuk melestarikan adat dan budaya setempat.

Selanjutnya, ia menghimbau pengendara lebih berhati hati ketika melintasi jalan layang tersebut, pasalnya saat dilakukan ujicoba pembukaan jalan layang sudah beberapa kecelakaan lalu lintas.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jalan Nasional

"Semenjak dilakukan ujicoba hingga saat ini, sudah ada beberapa kali kecelakaan, makanya kita antisipasi dengan ritual ini agar tidak sampai menimbukan korban jiwa," ungkap Siswo.

Sekedar informasi, jalan layang sepanjang 3,1 kilometer ini membentang di area hutan gambut, dan masuk dalam kategori jalan nasional yang berada di jalur trans Kalimantan poros tengah.

Jalan layang tersebut dibangun untuk mengatasi gangguan lalu lintas akibat banjir dan diharapkan pendistribusian logistik dan kebutuhan pangan ke wilayah Kalimantan Tengah dapat berjalan dengan lancar.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya