Liputan6.com, Bandung - Oktober hingga Desember disebut musim penghujan di Indonesia. Saat musim hujan tiba, telur-telur ular biasanya menetas.
Baca Juga
Advertisement
Hal itu terjadi seiring proses siklus biologi alami ular. Sebagaimana tahun lalu, banyak ditemukan bayi kobra di sekeliling rumah tempat tinggal kita.
Bukan semata sengaja, lantaran induk kobra menaruh telur di sekitar hunian manusia sekitar Agustus-September setelah musim kawin.
Sebelum itu, ada tujuh penyebab mengapa telur ular menetas di sekitar hunian warga. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber.
Penyebab
Melansir Yayasan Sioux Ular Indonesia dan Indonesia Snake Rescue, ada tujuh penyebab ular meretas di dalam rumah.
Pertama, ular adalah satwa liar yang habitatnya dekat dengan manusia. Mereka mendapatkan makanan di sekitar tempat tinggal. Induk ular secara insting akan menaruh telurnya di lokasi yang banyak makanan ular untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya nanti.
Kedua, ular adalah satwa yang mampu beradaptasi cepat dengan lingkungan baru termasuk pembangunan kawasan yang awalnya adalah habitat mereka. Meskipun tergusur, ular dapat bertahan hidup di sela-sela pondasi dan rumah warga.
Ketiga, ular adalah satwa soliter, hidup sendiri bukan berkelompok sehingga sulit diketahui keberadaannya. Jika ada temuan satu ekor ular, tidak berarti ada kawanannya di sekitar mereka. Ular sangat pintar bersembunyi.
Keempat, ular tidak membuat sarang. Sarang adalah tempat tinggal satwa, jika keluar cari makan dia akan balik lagi ke tempat yang sama. Sedangkan ular bersifat nomaden atau berpindah-pindah. Jikalau ditemukan lubang tetasan telur ular, itu adalah tempat induk ular menaruh telurnya dan ditinggal. Induk ular tidak mengerami telur ular.
Kelima, makanan ular atau prey (mangsa) banyak di temukan di sekitar hunian. Dari cacing, jangkrik, kadal, kodok, tikus hingga burung merupakan mangsa alami ular yang mudah ditemukan. Mangsa-mangsa ini akan mengundang ular hadir di sekitar tempat tinggal warga dan jika ada area yang nyaman, ular akan berkembang biak.
Keenam, predator alami ular semakin menipis atau berkurang jumlahnya sehingga tidak ada kontrol populasi ular secara alami di alam. Kita perlu menjaga keberadaan musang, garangan dan biawak yang menjadi satwa pemangsa telur serta bayi ular. Begitu pula burung karnivora (elang, burung hantu) yang merupakan pemangsa ular yang efektif di alam.
Ketujuh, di kawasan rumah warga kampung, perumahan, klaster, terdapat area yang tidak pernah dibersihkan atau di rawat sehingga memberikan lokasi nyaman bagi ular untuk berkembang biak dan ketersediaan makanan melimpah. Sudut-sudut gelap dan liar ini adalah tempat yang dicari oleh induk ular meletakkan telurnya dan ditinggal.
Advertisement
Tips dan Trik
Berikut tips dan trik mengatasi ular di musim hujan.
1. Bersihkan rutin area yang rimbun dan tidak tersentuh. Potong rumput tinggi, kerja bakti warga agar ular bergeser keluar kawasan. Jika beruntung ditemukan telur ular untuk dipindahkan (jangan dimusnahkan).
2. Pasang jebakan tikus, kurangi dan hilangkan tikus di dalam rumah dan di area yang tak terawat. Bau tikus mengundang ular datang.
3. Pasang lampu penerang di halaman rumah untuk memantau pergerakan satwa di sekitar rumah.
4. Ular tidak takut pada garam, tali Ijuk, sabut kelapa, dan belerang tabur.
5. Ular cenderung menghindari bau menyengat yang tidak alami di ruang tertutup. Misal dengan memasang obat nyamuk elektrik di gudang, memasang semprotan pengharum ruangan otomatis di ruang tertutup. Ular akan mencari udara segar agar daya penciumannya tidak terganggu.
6. Siapkan alat bantu penanganan ular. Dapat berupa hook, grabstick, tongkat, bahkan cukup dengan sapu. Juga di siapkan senter agar pergerakan ular terlihat.
7. Simpan nomor emergency Indonesia Snake Rescue wa.me/628176800446 (Aji) atau kontak Pemadam Kebakaran terdekat untuk membantu penanganan ular.
8. Dalam hal ada kasus gigitan, cek dan data kontak fasilitas kesehatan terdekat yang menyediakan Serum Anti Bisa Ular (SABU). Siapkan pula alat imobilisasi minimal satu RT/RW siap satu set.
9. Meskipun hanya 20 persen ular yang berbisa mematikan, sebaiknya jangan pegang ular jika belum terlatih. Bekali keluarga di rumah terutama anak-anak dan atau asisten rumah tangga untuk tidak menangkap/membunuh ular yang masuk ke dalam rumah. Segera kontak tim rescue agar tidak terjadi salah penanganan.
Ular adalah bagian penting dari rantai makanan. Ekosistem sekitar kita perlu dijaga agar tetap seimbang. Manusia perlu ular untuk kelestarian lingkungan masa depan.