Berduka atas Tragedi Kanjuruhan, Pedagang Bakso Malang di Palangka Raya Kenakan Pita Hitam

Suporter sepak bola berduka, salah satunya Arifin, seorang penjual bakso khas Malang di jalan G Obos, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Ia dan rekanannya sengaja menggunakan pita hitam saat berjualan bakso, Selasa (4/10/2022).

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 05 Okt 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2022, 14:00 WIB
Pedagang Bakso Malang Pakai Pita Hitam
Pedagang bakso Malang menggenakan pita hitam di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (4/10/2022). Foto: Marifka Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Palangka Raya Pada Sabtu (1/10/2022) merupakan hari yang paling kelam bagi dunia sepak bola Indonesia. Rasa tangis dan duka melebur akibat ratusan nyawa manusia "pergi" di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Aremania menjadi trending topic di media sosial. Klub yang beridiri sejak 11 Agustus 1987 ini memiliki pendukung yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Para suporter berduka, salah satunya Arifin, seorang penjual bakso Malang di jalan G Obos, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Ia dan rekanannya sengaja menggunakan pita hitam saat berjualan bakso, Selasa (4/10/2022).

Hal itu ia tujukan sebagai simbol berduka pascatragedi yang memilukan tersebut. Tak hanya sampai di sana, Arifin juga meminta para pelanggannya, untuk senantiasa mendoakan para korban yang meninggal.

"Pita hitam ini simbol duka, belangsungkawa terhadap teman-teman Aremania yang telah meninggal dunia akibat insiden Kanjuruhan kemarin," ujar Arifin.

Arifin juga berharap, agar kejadian serupa tak terulang kembali pada masa yang akan datang. "Semoga ke depan tidak terulang kembali, tragedi seperti kemarin di Kanjuruhan, yang harus merenggut nyawa begitu banyak," Arifin menambahkan.

Berdasarkan informasi, dari data terakhir pada Selasa (4/10/2011), sebanyak 125 korban meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya