ESDM Jabar Rayu Investor Ikut Proyek EBT: Industri Energi Kotor Bakal Tak Dapat Tempat

Proyek Energi Baru Terbarukan di Jabar diyakini sebagai peluang besar, tak hanya bagi sisi ekonomi tapi juga berdampak pada pelestarian lingkungan.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 09 Okt 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2022, 14:00 WIB
Menko Luhut Resmikan PLTS di Bali untuk Perkuat G20 dalam Transisi Energi Terbarukan
Panel surya terpasang di Danone - Aqua Mambal, Badung, Bali, Rabu (31/8/2022). Panel surya yang baru saja diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ini guna mendukung energi hijau serta rangkaian memperkuat pelaksanaan G20 dalam transisi energi berkelanjutan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Bandung - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Ai Saadiyah Dwidaningsih, meyakinkan para investor untuk bekerjasama pada proyek-proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Jabar. Energi bersih, katanya, bakal jadi kebutuhan yang niscaya terus meningkat terutama di masa mendatang.

Masyarakat maupun pasar global diyakini menuntut industri agar menggunakan energi bersih. Sehingga pengembangan proyek EBT dipercaya jadi ladang investasi yang menjanjikan, tidak hanya baik untuk lingkungan tapi juga ekonomi.

"Industri dengan energi bersih akan lebih diminati, berbanding terbalik dengan industri yang menghasilkan produk dari energi kotor, itu sudah tidak akan mendapatkan tempat lagi," kata Ai saat konferensi pers West Java Investment Summit (WJIS) di Bandung, diikuti Liputan6.com secara daring, Kamis (6/10/2022).

Potensi energi baru terbarukan di Jabar disebut sangat besar, mencapai sekitar 170 Gigawatt (GW), bersumber dari sejumlah potensi seperti tenaga angin, tenaga air, tenaga matahari, city waste biomass, industrial waste biomass, dan geothermal.

"Kita menuju renewable energy yang bukan hanya kesepakatan pemerintah daerah  atau nasional, tapi sudah jadi kesepakatan internasional. Maka, ini sesuatu yang cukup cerah. Ke depan, ekosistemnya akan semakin terbangun," kata Ai.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

 

Proyek Ekonomi Hijau Rp59 Triliun

Diketahui, terdapat 32 proyek yang siap ditawarkan kepada investor dalam WJIS 2022, didominasi proyek yang disebut ekonomi hijau, terdiri dari 11 proyek ketahanan pangan, 16 proyek EBT dan 5 proyek infrastruktur pemerintah. Total proyek yang ditawarkan senilai 3,9 miliar dolar atau setara Rp59,64 triliun.

Adapun, beberapa proyek EBT yang ditawarkan di antaranya pengembangan teknologi kendaraan listrik, PLTA Wado, Pembangkit Listrik Mengapung Tenaga Matahari (PLMTM) Cirata, dan Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Sukabumi dan Garut.

"Proyek energi ini jangka panjang dan berinvestasi tinggi, beberapa sudah dijalankan oleh Pemprov berkolaborasi dengan luar negeri seperti dengan Masdar (perusahaan energi dari Dubai, Uni Emirat Arab). Kemudian proyek lain seperti PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) di Sukabumi, investornya dari luar negeri juga," katanya.

"(Lewat WJIS) kita berharap bisa memasukan investasi ke Jabar, selain mendorong akselerasi pemanfaatan renewable energy, juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat," imbuh Ai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya