Suporter Sepak Bola Tanah Air Tanggapi Permintaan FIFA Ubah Waktu Laga dari Malam ke Sore

Tragedi Stadion Kanjuruhan menyisakan pilu bagi semua pihak, semua pihak menyoroti kejadian itu. Salah satunya adalah FIFA. Federasi tertinggi sepak bola dunia itu meminta operator liga 1 mengubah jam pertandingan dari malam menjadi sore.

oleh Dewi Divianta diperbarui 12 Okt 2022, 07:53 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2022, 23:00 WIB
logo fifa
Logo FIFA. (AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI)

Liputan6.com, Solo - Federasi tertinggi sepak bola dunia FIFA meminta operator liga 1 untuk menjadwalkan ulang laga, terlebih yang digelar pada malam hari. Hal itu buntut dari tragedi Stadion kanjuruhan satu pekan lalu yang menyebabkan banyak korban luka atau meninggal, kejadian itu juga menjadi sorotan dunia.

Permintaan FIFA, semua laga terakhir harus sudah dimulai pukul lima sore. Atas permintaan tersebut, banyak pihak yang mendukung salah satunya suporter Indonesia.

Presiden Pasoepati, Maryadi Gondrong kepada Liputan6.com menyebut desakan federasi itu membuat pihaknya khususnya Persis fans lega. Karena, sudah banyak korban yang diakibatkan oleh pertandingan yang terlalu malam.

"Kita sangat setuju dengan peninjauan ulang jadwal match dengan batas akhir match pukul 5 sore. Hal itu juga untuk menghindari risiko karena pertandingan terlalu malam (kecelakaan dan kericuhan)," kata dia di Solo, Senin (10/10/2022).

Menurutnya, jam pertandingan jika digelar sore memudahkan para penonton mendapatkan akses transportasi yang lebih mudah. Tak hanya itu, faktor risiko kelelahanya juga bisa diminimalisasi.

"Jam sore penonton aman untuk cari transportasi dan mengurangi risiko tubuh penonton itu dalam kondisi capek yang membuat tidak konsentrasi mengendarai kendaraan," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertandingan Malam Banyak Risiko

Di sisi lain Agoes Warsoep, dirijen Pasoepati mengaku senang dengan adanya wacana atau permintaan dari federasi FIFA untuk menjadwalkan ulang semua laga malam hari. 

Pria yang menginisiasi perdamaian suporter Solo dan DIY itu menyebut banyak kejadian disebabkan lantaran pertandingan yang digelar terlalu malam. Bahkan, hal itu juga memengaruhi kebugaran para pemain sepak bola yang akan bertanding.

"Tentu senang dengan rencana penjadwalan ulang ini. Kita tahu banyak kejadian-kejadian yang disebabkan jam pertandingan yang terlalu malam," kata Agoes.

Sementara itu, perwakilan komunitas Ultras Persis Solo, Arendra mengatakan sepak bola adalah hiburan jadi harus dilakukan dengan senang, tidak menimbulkan banyak masalah yang kurang baik terlebih digelar terlalu malam.

"Karena kita tahu bersama bahwa sepak bola adalah sebuah hiburan. Hiburan yang pantas dinikmati bagi semua kalangan, dan operator liga pun harus mengerti hal tersebut," ucap Arendra.

Ia meminta operator berkomunikasi ulang dengan pihak broadcaster untuk juga memikirkan nasib para penonton apabila pertandingan digelar terlalu malam.

"Jangan hanya memikirkan kemauan salah satu pihak sehingga mengorbankan jadwal pertandingan sepak bola," tutur dia yang juga ketua komunitas Ultras itu.

Arindra menjelaskan hal-hal yang terjadi karena dampak pertandingan terlalu malam bisa dihindari apabila semua pihak bisa duduk bersama dan melakukan evaluasi atas beberapa kejadian yang telah terjadi di Liga 1 kali ini.

"Kick off di jam terlalu malam justru menimbulkan dampak kurang baik. Mulai dari efek perjalanan pulang terlalu malam membahayakan supporter wanita, maupun mengantuk dalam perjalanan jauh yang harus ditempuh suporter yang berasal dari luar kota," tutur dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya