Celle, Permainan Anak Sore Hari dari Kendari yang Sudah Ada Sejak Zaman Jepang

Permainan anak celle mulai berkembang di daerah Kabupaten Kendari sejak pendudukan Jepang di Sulawesi Tenggara

oleh Switzy Sabandar diperbarui 31 Okt 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2022, 10:00 WIB
Hak Untuk Bermain
Ilustrasi ibu yang bermain dengan anaknya. (Sumber foto: Pexels.com)

Liputan6.com, Kendari - Celle merupakan suatu permainan di mana para pemainnya berusaha mempertahankan sekeliling lingkaran permainan agar tidak dimasuki lawan yang menyerang. Masyarakat Kecamatan Lasolo maupun penduduk Kecamatan Sampara menyebut permainan ini dengn nama Selle.

Penamaan tersebut berasal dari bahasa Bugis atau bahasa daerah Kendari yang telah mendapat pengaruh dialek Bugis. Pasalnya, di wilayah tersebut sebagian besar didiami oleh orang-orang Bugis.

Adapun dalam bahasa daerah Kendari (bahasa Tolaki) hanya ada istilah seleko, yakni nama salah satu tempat penyimpanan padi yang terdiri dari selembar jelajah bambu yang dilingkarkan, sehingga berbentuk drom. Dari sanalah kemudian nama tersebut dihubungkan dengan permainan ini.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, permainan anak celle mulai berkembang di daerah Kabupaten Kendari sejak pendudukan Jepang di Sulawesi Tenggara. Menurut tradisi masyarakat Tolaki di Kabupaten Kendari, permainan ini merupakan hasil kreasi mereka sendiri.

Awalnya, permainan ini hanya berkembang di kalangan masyarakat pantai, tetapi selanjutnya meluas hingga ke daerah pedalaman di bagian Barat wilayah Kabupaten Kendari. Permainan Celle adalah permainan yang bersifat umum yang lahir dari kalangan masyarakat umum.

Permainan ini umumnya dilakukan saat sore atau malam hari karena karena saat pagi dan siang adalah waktu untuk anak-anak bersekolah. Pemain celle terdiri dari dua kelompok yang saling berkompetisi.

Masing-masing kelompok diberi nama menurut pilihan mereka. Setiap kelompok berjumlah sekitar empat hingga tujuh orang untuk masing-masing kelompok.

Permainan ini hanya diperlukan suatu lapangan rata yang tidak berumput dan berlumpur. Pada sebidang tanah tersebut dibuat sebuah lingkaran dengan garis tengah sekitar 2-3 meter.

Salah seorang anggota yang dianggap paling tua bertindak sebagai kapten atau pemimpin kelompok. Selanjutnya, kedua pimpinan kelompok mengadakan undian dengan bersuit untuk menentukan kelompok mana yang akan menyerang lebih dulu dan kelompok mana yang bertindak sebagai penjaga.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tahap Permainan Celle

Tahap pertama permainan dimulai dengan kelompok pemenang dengan mencari tempat persembunyian. Mereka bertugas mengintai wilayah pertahanan lawan, sedangkan kelompok yang kalah undian bertindak sebagai penjaga.

Mereka menempati lingkaran pertahanan sebagai batas wilayah yang harus dipertahankan dari serangan lawan. Mereka juga harus mengamati sekitar wilayah pertahanan.

Tahap kedua, anggota-anggota kelompok penyerang akan bergerak dari tempat persembunyiannya. Mereka akan mencoba menyerang ke arah medan pertahanan lawannya.

Pihak penjaga akan menjaga ketat wilayah pertahanannya agar tidak dimasuki lawan sebelum mereka dapat menyentuh bagian tubuh dari si penyerang. Sebaliknya, penyerang berusaha mengelakkan diri dari jangkauan tangan lawan dan memasuki garis pertahanan lawan dengan selamat tanpa disentuh oleh seorang penjaga.

Tahap ketiga, terjadi pengejaran oleh penjaga terhadap penyerang yang mendekati garis pertahanan mereka melalui satu garis lurus dan tidak boleh membelok. Penyerang dapat mengelakkan diri dari jangkauan lawan dengan cara membelok sedikit dari garis pelariannya, tetapi tidak boleh lari keluar dari batas lapangan yang sudah ditetapkan.

Tahap keempat, apabila seorang penyerang dapat ditangkap atau disentuh oleh penjaga, maka ia dianggap gugur. Namun, jika salah seorang dari anggota penyerang berhasil menginjak wilayah pertahanan lawan mereka, maka iapun harus berteriak 'celle' dengan mengangkat kedua tangannya sebagai tanda kemenangan.

Pada saat itu juga, pengejaran bagi para penyerang yang belum gugur dihentikan. Pada tahap ini, kelompok penyerang dianggap telah memenangkan permainan.

Tahap kelima merupakan tahap pergantian peranan antara kelompok penjaga dan kelompok penyerang. Peralihan peranan dapat terjadi apabila keseluruhan anggota penyerang gugur sebelum sempat memasuki wilayah pertahanan lawannya.

Jika hal tersebut terjadi, maka kelompok penjaga segera menyebar mencari tempat persembunyian di sekitar wilayah pertahanan lawan. Sementara itu, kelompok yang tadinya bertindak sebagai penyerang harus segera memasuki lingkaran pertahanan wilayahnya dan mengamati setiap gerak lawan.

Permainan terus berlanjut hingga mereka semua memutuskan untuk berhenti bermain. Jika permainan disepakati untuk diselesaikan, maka mereka akan menghitung jumlah kemenangan atau kekalahan mereka.

(Resla Aknaita Chak)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya