Liputan6.com, Palu - Sejak Gempa Palu yang menelan ribuan korban jiwa tahun 2018 silam, Pemkot Palu terus berupaya menguatkan mitigasi bencana di semua sektor termasuk di tingkat SKPD dan instansi agar penanganan dampak bisa efektif dan meminimalisasi korban.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu upaya itu dilakukan dengan menggelar simulasi penanganan gempa dan tsunami yang melibatkan lintas SKPD dan Instansi di antaranya Basarnas, BPBD, BMKG, Dinas Sosial, TNI dan Polri serta masyarakat, Sabtu (29/10/2022).
Usai simulasi itu, Wali Kota Palu Hadianto Rasyid langsung memberikan intruksi ke BPBD Palu untuk menguatkan mitigasi.
Intruksi itu di antaranya, memperbarui jalur-jalur evakuasi masyarakat terutama di lokasi rawan bencana, berkoordinasi kembali dengan pihak-pihak terkait untuk menentukan titik-titik kumpul evakuasi yang aman dan menyosialisasikannya ke masyarakat.
Selain itu BPBD setempat diminta memeriksa secara berkala alat sistem peringatan dini bencana untuk memastikan tetap berfungsi baik dan mengidentifikasi kembali kawasan-kawasan yang rawan bencana seperti likuefaksi.
Hadianto juga menegaskan kepada BPBD agar menggelar simulasi penanganan bencana secara rutin agar kesiapsiagaan tetap terjaga.
“Saya minta simulasi seperti ini digelar rutin satu kali per tiga bulan,” Hadianto menegaskan saat mengevaluasi simulasi yang digelar di area Palu Grand Mal, Sabtu (29/10/2022).
Sementara itu pihak BNPB mengingatkan, menghilangkan ego sektoral menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Palu dalam penanganan bencana yang sesungguhnya.
Walau begitu dengan latihan bersama secara rutin kendala-kendala seperti itu bisa diminimalisasi sehingga mencegah jatuh banyak korban saat bencana sesungguhnya terjadi. Terlebih Kota Palu disebut punya potensi tinggi dilanda bencana.
“Risiko bencana di Kota Palu sangat tinggi dibanding daerah lain. Karenanya semua pihak harus terus berkoordinasi mengenai penanganan bencana,” Widyaiswara Pusdiklat BNPB, Jajat Suarjat mengingatkan saat mengasistensi simulasi penanganan bencana di Palu.