Gaplek, Permainan Rakyat dengan Beberapa Nama Lain di Indonesia

Permainan gaplek merupakan permainan rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan berbagai nama daerah yang lebih akrab di telinga warga setempat.

oleh Nefri Inge diperbarui 05 Nov 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2022, 07:00 WIB
Gaplek, Permainan Rakyat dengan Beberapa Nama Lain di Indonesia
Lomba gaplek yang digelar PDIP Sumsel dalam rangka perayaan Hari Sumpah Pemuda di Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Main gaplek sampai larut malam, atau disebut main hingga tengah dalu, biasanya dilakoni para pria di Sumatera Selatan (Sumsel). Permainan rakyat ini menjadi salah satu cara untuk mengakrabkan para tetangga atau rekan sejawat.

Permainan yang disinyalir berasal dari tradisi warga Tionghoa yang masuk ke Indonesia ini, juga kerap digelar untuk meramaikan pesta atau perayaan, seperti meramaikan semalam suntuk jelang resepsi pernikahan, atau juga saat-saat perayaan 17 Agustus setiap tahunnya.

Ada dua jenis bentuk gaplek yang dijual di Indonesia, yakni gaplek dengan bahan kertas dan bahan keramik. Namun di beberapa provinsi di Indonesia, gaplek berbahan kertas yang lebih sering dipakai.

Selain nama gaplek, permainan ini juga mempunyai nama berbeda-beda di beberapa daerah di Indonesia.

Main Santing

<p>Gaplek atau domino yang terbuat dari bahan keramik plastik (Liputan6.com / Nefri Inge)</p>

Di Kabupaten Empat Lawang Sumsel, permainan gaplek sering disebut dengan main santing. Jenis gaplek yang digunakan sendiri berbahan keramik, namun ada juga yang menggunakan gaplek berbahan kertas.

Budayawan Sumsel Vebri Al Lintani mengatakan, nama santing tersebut sering dipakai oleh warga di Kabupaten Empat Lawang dan perbatasan Sumsel-Bengkulu, seperti di Curup di Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu.

“Itu hiburan rakyat, terkadang sambil jaga malam atau waktu kumpul jelang acara besar. Mereka main untuk mengisi waktu, bisa masyarakat biasa atau pun pejabat,” ucapnya kepada Liputan6.com, Rabu (2/11/2022).

Permainan tersebut paling mudah dan murah dilakukan, karena tak membutuhkan skill khusus dan persiapan yang berat. Seluruh orang bisa memainkannya, namun memang lebih banyak dimainkan oleh para pria.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Main Balak

Gaplek, Permainan Rakyat dengan Beberapa Nama Lain di Indonesia
Lomba gaplek yang digelar PDIP Sumsel dalam rangka perayaan Hari Sumpah Pemuda di Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Beda lagi di Provinsi Jambi. Gaplek sering disebut main balak. Balak sendiri bukan seperti pengertian dalam Bahasa Indonesia yaitu bencana. Namun, artinya karena harus beradu dengan para lawan.

Selain main balak, nama lainnya yang tak asing adalah main gap atau domino. Namun ada beberapa warga yang kerap memainkan ini dengan taruhan uang, walaupun dengan jumlah yang kecil.

“Semua permainan bisa jadi ranah perjudian, main catur pun bisa. Tapi memang uang yang ditaruhkan tidak besar jika di dusun-dusun. Hanya sebagai penyemangat saat bermain saja,” katanya.

 

Ceqi

Gaplek, Permainan Rakyat dengan Beberapa Nama Lain di Indonesia
Bapak-bapak di Surabaya Jatim saat bermain gaplek atau ceqi (Liputan6.com / Nefri Inge)

Berbeda lagi di Kota Surabaya Jawa Timur (Jatim) Selain gaplek, nama lainnya yang lebih merakyat adalah ceqi, yang juga digandrungi para kaum lelaki.

Dimas, salah satu warga Surabaya mengatakan, mereka sering bermain Ceqi yang berbahan kertas dengan rekan-rekan sejawatnya.

Bahkan di kawasan Surabaya Utara, tepatnya di kawasan Nyamplungan, ada gaplek yang berbahan kayu yang sering dimainkan berkelompok.

“Memang di daerah sana, banyak yang pakai domino yang terbuat dari kayu. Tapi ada juga yang pakai kertas. Tapi kami jarang pakai gaplek berbahan keramik, sulit didapatkan,” katanya.

Perayaan Sumpah Pemuda

Gaplek, Permainan Rakyat dengan Beberapa Nama Lain di Indonesia
Sekretaris DPD PDIP Sumsel Ilyas Panji Alam saat membuka perayaan Hari Sumpah Pemuda di Palembang Sumsel (Dok. Humas PDIP Sumsel / Nefri Inge)

Karena merakyat, permainan gaplek juga dipakai PDIP Sumsel untuk meramaikan acara Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2022 lalu. Bahkan ada 62 orang peserta yang ikut dalam perlombaan ini.

Sekretaris DPD PDIP Sumsel Ilyas Panji Alam mengatakan, Hari Sumpah Pemuda diikrarkan dengan mengerahkan seluruh pemuda-pemudi Indonesia, seperti Jong Sumatra, Jong Ambon, Jong Java dan lainnya.

“PDIP Sumsel menyatukan seluruh kader, simpatisan dan warga se-Sumsel untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda, yang kita gelar pada hari Minggu (31/10/2022) lalu. Kami juga menggelar lomba gaplek dengan hadiah menarik. Ini juga sebagai ajang silaturahmi kita,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya