Kotoran Telinga Ternyata Mampu Identifikasi Kadar Stres Manusia

Hasil studi membuktikan kadar kotoran yang ada dalam telinga bisa mengukur tingkat stres seseorang.

oleh Panji Prayitno diperbarui 06 Des 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 06 Des 2022, 09:00 WIB
Unik, Kotoran Telinga Mampu Mengidentifikasi Kadar Stres Manusia
Ilustrasi stres. (Sumber foto: unsplash.com/Francisco Moreno)

Liputan6.com, Jakarta - Tingkat stres seseorang memiliki kadar yang berbeda. Namun dari hasil sebuah studi ternyata untuk bisa mengetahui kadar stres bisa dilihat dari jumlah kotoran telinga.

Mengapa demikian, karena dengan metode mengumpulkan dan menganalisis kotoran telinga ini dapat mengukur kadar hormon stres kortisol. Kortisol adalah hormon penting yang melonjak ketika seseorang stres dan menurun ketika mereka santai.

Tetapi, tingkat kortisol yang meningkat secara konsisten ternyata memiliki efek negatif pada sistem kekebalan tubuh, tekanan darah, dan fungsi tubuh lainnya.

Dikutip dari berbagai sumber, ada gangguan lain yang melibatkan kortisol abnormal. Termasuk penyakit cushing yang disebabkan oleh produksi kortisol yang berlebihan dan penyakit addison karena produksi kortisol yang kurang.

Orang yang mengidap penyakit cushing memiliki timbunan lemak yang tidak normal, sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan tulang yang rapuh. Di sisi lain, pengidap penyakit addison memiliki tekanan darah rendah yang berisiko.

Penemuan yang dilakukan oleh Andrés Herane-Vives, seorang dosen di University College London's Institute of Cognitive Neuroscience and Institute of Psychiatry dan rekannya memiliki cara baru untuk mengukur kadar kortisol.

Penyebabnya karena kotoran telinga bersifat stabil dan tahan terhadap kontaminasi bakteri, sehingga dapat dikirim ke laboratorium dengan mudah untuk dianalisis.

 

 

Penyeka

Metode sebelumnya untuk memanen kotoran telinga melibatkan penusukan jarum suntik ke dalam telinga dan menyiramnya dengan air, yang bisa sedikit menyakitkan dan membuat stres.

Untuk mengubahnya menjadi lebih mudah dan praktis, Herane-Vives dan rekan-rekannya mengembangkan swab yang ketika digunakan tidak akan lebih menegangkan daripada lidi kapas.

Penyeka ini memiliki pelindung di sekitar gagangnya sehingga orang tidak bisa memasukkannya terlalu jauh ke dalam telinga dan merusak gendang telinga mereka. Ada pun spons di ujungnya berfungsi untuk mengumpulkan kotoran.

Semoga dari informasi yang disampaikan kali ini bisa memberikan pengetahuan baru atas temuan-temuan yang baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya