Liputan6.com, Bandung - Wadah minuman Corkcicle saat ini sedang viral di media sosial dan banyak disukai masyarakat. Tumbler yang berbentuk botol, mug, hingga gelas panjang ini diketahui memiliki bahan dasar baja tahan karat alias stainless steel.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip dari laman resminya, Rabu (4/1/2023), produk hidrasi Corkcicle dibuat dari baja tahan karat bermutu berinsulasi tiga lapis, dan memenuhi semua standar FDA.
Sedangkan, tutup tumbler Corkcicle terbuat dari plastik Tritan yang bebas BPA, bening, tahan lama, dan aman. Produk Corkcicle sendiri dirancang di Orlando, Amerika Serikat, dan diproduksi di pabrik-pabrik di seluruh China.
Stephen Bruner, yang merupakan co-founder Corkcicle, bercerita pada Rebelle Rally, nama Corkcicle terinspirasi dari produk pertamanya, pendingin minuman anggur dalam botol.
"Itu terlihat seperti pendingin dengan gabus botol anggur di atasnya, dan sangat menyenangkan untuk mengatakannya tiga kali dengan cepat," kata Bruner.
Bruner menyebut bahwa pihaknya telah membuat banyak produk untuk minuman anggur dan ingin mengembangkan botol minuman anggur praktis yang akan tetap dingin saat bepergian ke pantai, kolam renang, piknik, dan tempat-tempat lain. Setelah produk diluncurkan, ia mengklaim para pelanggan jatuh cinta dengan desain dan efektivitasnya.
"Mereka pun meminta kami memperluas ke produk, seperti cangkir dan botol air minum dengan berbagai warna dan ukuran. Jadi, kami mendengarkan dan sisanya adalah sejarah," kata bos perusahaan yang berbasis di Florida, Amerika Serikat (AS) tersebut.
Apa itu Stainless Steel
Untuk diketahui, stainless steel merupakan bahan yang terbuat dari campuran beberapa bahan dasar seperti manganese, silikon, nikel, kromium, dan karbon.
Bahan-bahan tersebut mengandung berbagai fungsi tersendiri. Sebagai contoh, kromium akan menjaga logam dari korosi sedangkan nikel akan berfungsi melindungi dari karat.
Oleh karena, tidak heran jika di dunia kedokteran maupun kuliner, penggunaan peralatan stainless steel sudah banyak ditemui. Selain stainless steel, jenis bahan lain yang biasa digunakan adalah aluminium, tembaga, dan teflon.
Sebenarnya stainless steel adalah nama universal perpaduan dua logam, yang terdiri dari kromium dan besi. Sering disebut juga dengan baja tahan karat karena sangat tahan terhadap noda berkarat.
Stainless steel bisa bertahan dari serangan karat karena interaksi bahan-bahan campurannya dengan alam. Logam ini terdiri dari besi, krom, mangan, silikon, karbon dan seringkali nikel and molibdenum dalam jumlah yang cukup banyak.
Elemen-elemen ini bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara membentuk sebuah lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung produk dari proses karat/korosi yaitu metal oksida dan hidroksida.
Krom, bereaksi dengan oksigen, memegang peranan penting dalam pembentukan lapisan korosi ini. Pada kenyataannya, semua stainless steel mengandung paling sedikit 10% krom.
Advertisement
Lapisan Korosi
Keberadaan lapisan korosi yang tipis ini mencegah proses korosi berikutnya dengan berlaku sebagai tembok yang menghalangi oksigen dan air bersentuhan dengan permukaan logam.
Hanya beberapa lapisan atom saja cukup untuk mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin karena lapisan korosi tersebut terbentuk dengan sangat rapat.
Adapun lapisan korosi ini lebih tipis dari panjang gelombang cahaya sehingga tidak mungkin untuk melihatnya tanpa bantuan instrumen modern.
Sementara, besi biasa berbeda dengan stainless steel, di mana permukaannya tidak dilindungi apa pun. Sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.Â
Lapisan korosi ini makin lama makin menebal dan kita kenal sebagai karat. Bahan stainless steel juga dikenal dengan nama lain seperti CRES atau baja tahan korosi, baja Inox. Komponen stainless steel adalah besi, krom, karbon, nikel, molibdenum dan sejumlah kecil logam lainnya.Â
Komponen ini hadir dalam proporsi yang bervariasi dalam varietas yang berbeda. Dalam stainless steel, kandungan krom tidak boleh kurang dari 11%.
Jika logam lain memerlukan proses galvanis untuk melindungi dari korosi, stainless steel memiliki sifat tahan korosi secara alami tanpa metode pabrikasi. Sifat tahan karat stainless steel diperoleh karena adanya kandungan unsur chromium yang tinggi.
Stainless steel memiliki lapisan oksida yang stabil pada permukaannya sehingga tahan terhadap pengaruh oksigen. Lapisan oksida ini bersifat self-healing (penyembuhan diri) yang tetap utuh meskipun permukaan benda dipotong atau dirusak.