Menanti Kesejahteraan Perajin Sulaman Karawo Khas Gorontalo

Hal itu diungkapkan Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo, Gamaria Purnamawati Monoarfa,

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 09 Jan 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2023, 09:00 WIB
Gorontalo Karnaval Karawo
Sejumlah peserta mengikuti Gorontalo Karnaval Karawo di lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo, Sabtu (20/10). Gorontalo Karnaval Karawo merupakan agenda tahunan yang digelar untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. (Liputan6.com/Rahmad Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Gorontalo membentuk koperasi khusus untuk perajin karawo.

Hal itu diungkapkan Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo, Gamaria Purnamawati Monoarfa, saat bertatap muka dengan perajin yang tergabung dalam kelompok usaha Karawo Molalahu Jaya, Kabupaten Gorontalo, Jumat (6/1/2023).

“Kami dari Dekranasda membentuk koperasi khusus untuk perajin karawo. Di koperasi itu kami menyediakan seluruh bahan yang dibutuhkan para perajin, kemudian hasil sulamannya akan dijual melalui koperasi tersebut,” kata Gamaria.

Gamaria menjelaskan, dengan terbentuknya koperasi tersebut, para perajin setiap saat bisa membuat sulaman karawo tanpa harus menunggu pesanan. Pendirian koperasi ini juga bertujuan untuk membantu perajin yang selama ini terkendala dengan permodalan dan pemasaran.

Selain koperasi, Dekranasda Gorontalo juga akan membentuk Asosiasi Perajin Karawo yang akan memfasilitasi kepentingan para perajin ke pemerintah daerah maupun pihak terkait lainnya.

Gamaria menuturkan, pembentukan asosiasi ini bertujuan untuk menampung dan memperjuangkan hak-hak para perajin karawo, salah satunya menyangkut upah menyulam yang dinilai masih cukup rendah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut:


Tanggapan Perajin

Kepada Ketua Dekranasda Gorontalo sejumlah perajin mengungkapkan, rata-rata dalam sebulan bisa menyulam motif berukuran besar sebanyak dua lembar kain karawo. Dengan tarif tertinggi untuk perlembarnya sebesar Rp300 ribu, berarti dalam sebulan penghasilan perajin hanya sebesar Rp600 ribu.

“Karawo ini sesungguhnya merupakan karya seni yang memiliki nilai yang sangat tinggi, tetapi upah perajinnya masih rendah. Inilah salah satu yang akan kita bahas dan perjuangkan melalui asosiasi yang akan dibentuk oleh Dekranasda. Keinginan kami menyulam karawo ini menjadi pekerjaan tetap, bukan hanya sekedar usaha sambilan, agar warisan budaya ini tetap lestari,” ungkap Gamaria.

Menurut Mitha, salah satu pengrajin Karawo di Gorontalo mengatakan bahwa gerakan Dekranasda sangat bagus. Namun, harus semua pengrajin karawo harus disentuh dengan program yang sama.

"Kami sangat apresiasi, tapi kami minta semua pengrajin karawo di Gorontalo bisa tersentuh," kata Mitha.

Menurutnya, jika saat ini sulaman karawo yang mereka ciptakan terkendala dengan pemasaran. Selain itu, kurangnya peminat kain karawo membuat mereka harus mencari penghasilan tambahan di pekerjaan lain.

"Mudah-mudahan dengan sentuhan ini, bisa membuat pengrajin karawo lebih sejahtera," ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya