Kue Bunga Gelam, Sajian Sakral Masyarakat Kepulauan Riau

Penyebutan kue bunga gelam bisa berasal dari asal daerah atau nama pohon gelam.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 31 Jan 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2023, 16:00 WIB
Pulau Penyengat
Pulau Penyengat merupakan pulau yang bersejarah bagi peradaban Melayu di tiga negara, antara lain di Provinsi Kepri (Indonesia), Singapura, dan Johor (Malaysia). (Liputan6.com/ Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Kepri - Kue bunga gelam merupakan salah satu warisan kuliner tradisional khas Lingga Kepulauan Riau. Sesuai namanya, kue ini banyak dijumpai di Daik di wilayah Kampung Gelam.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, penyebutan kue bunga gelam bisa berasal dari asal daerah atau nama pohon gelam. Kue ini bukan merupakan kue tradisional yang bebas dihidangkan, melainkan hanya dikhususkan pada acara-acara tertentu, seperti khitan, bertindik, pernikahan, dan kelahiran.

Meski demikian, tak semua masyarakat di Kampung Gelam Kepri memiliki tradisi kue bunga gelam. Tradisi menghidangkan kue ini hanya dikhususkan kepada pihak keluarga tertentu.

Masyarakat setempat percaya, pembuatan kue bunga gelam dipercaya dapat menjauhkan diri dari bencana. Selain itu, minyak yang keluar dari bunga gelam juga bisa digunakan untuk menyembuhkan luka usai dikhitan dan ditindik.

Adapun dalam adat istiadat pernikahan dan kelahiran, kue bunga gelam diletakkan pada hidangan saat melaksanakan acara doa selamat. Meski hanya dibuat di waktu-waktu tertentu saja, tetapi kue ini bisa dinikmati semua orang dari semua kalangan.

Sebagai makanan sakral, kue bunga gelam dibuat oleh seorang perempuan dalam keadaan bersih. Sebelum memulai proses pembuatan kue, para perempuan ini perlu berwudu terlebih dahulu.

Uniknya, setelah kue selesai dibuat, sisa-sisa kue atau bahan tidak dibuang begitu saja. Sisa kue dan bahan tersebut dikumpulkan dan dihanyutkan ke sungai tanpa tersisa. 

Tradisi pembuatan kue bunga gelam memiliki makna dan simbol tersendiri bagi masyarakat setempat, yakni sebagai simbol keselamatan dan kebahagian bagi seseorang atau keluarga yang melaksanakan. Kue bunga gelam dianggap membawa tuah dan minyaknya bisa memberikan penyembuhan.

Dengan membuat kue bunga gelam, masyarakat juga senantiasa turut melestarikan khazanah kebudayaan Melayu. Sementara itu, jika seseorang yang memiliki nazar memutuskan tidak membuat kue bunga gelam, maka hal tersebut akan berakibat tidak baik pada keluarganya.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya