Shinta Ratri Meninggal Dunia, Pesantren Al Fatah Yogyakarta Menampung Ratusan Transpuan Beragam Profesi

Pesantren Al Fatah bukanlah pesantren biasa. Di pesantren ini, para santrinya seluruhnya adalah transpuan. Seperti dikutip dari Merdeka.com, pesantren ini menjadi pusat bagi waria memperdalam ilmu agama Islam.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 01 Feb 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2023, 13:32 WIB
Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. (Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso)
Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. (Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso)

 

Liputan6.com, Yogyakarta - Warga Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta berduka. Pemilik sekaligus pengasuh pada yayasan, Shinta Ratri meninggal dunia pada Selasa (1/2/2023).

Pesantren Al Fatah bukanlah pesantren biasa. Pesantren ini, para santrinya seluruhnya adalah transpuan. Seperti dikutip dari Merdeka.com, pesantren ini menjadi jujugan waria memperdalam ilmu agama Islam.

Selain, sebagai pesantren, para waria mereka menganggap ponpes ini adalah rumah. Tempat mereka berdialog secara nyaman dengan Sang Pencipta.

Dalam rutinitasnya, setiap hari Minggu mulai jam 4 sore para santri sudah datang di pondok dengan membawa Alquran. Mereka siap mempelajari lebih dalam lagi ilmu agama.

Pesantren yang didirikan pada 2008 ini mulanya hanya dihuni oleh beberapa orang waria saja. Namun, kini ini sudah ada 62 waria yang bergabung menjadi santri dari sekitar 300-an lebih waria di Yogyakarta. Para santri ini pun tak hanya berasal dari Yogyakarta saja, tetapi juga dari beberapa wilayah di Indonesia.

Para transpuan ini memiliki bermacam-macam latar belakang profesi. Ada yang jika siang hari mereka mengamen, ada yang punya usaha sendiri, bekerja di LSM, bekerja di salon, dan lainnya.

Azan maghrib terdengar berkumandang, tanda kelas sudah berakhir. Mereka lantas bergegas mengambil air wudu dari guci di depan joglo. Mereka melakukan salat maghrib berjemaah.

Saat menjalankan salat, para santri waria bebas memilih mengenakan sarung atau memakai mukena. Tidak ada paksaan dan sesuai dengan keyakinan dan ketulusan hati mereka dalam menjalankan ibadah. Yang terpenting tentu saja niatnya. Menjalankan ibadah untuk mendapatkan pahala dan ketenangan batin mereka masing-masing.

Ikuti Kajian

 

Setelah salat mereka nantinya akan mengikuti kajian. Ya, ada beberapa Ustaz yang mengajar dan mendampingi santri pesantren Al-Fatah, Ustaz Arif Nur Safri, Ustaz Yasir.

Shinta, selaku Ketua Pondok Pesantren Al-Fatah, para waria terkadang merasa tidak nyaman dan seringkali mendapat penolakan dari warga. Meski tak selalu berupa kata-kata yang terucap pedas, namun juga tindakan.

"Ketika solat di masjid terkadang ada banyak penolakan. Tak selalu berupa kata-kata namun juga tindakan. Saat salat ternyata di sampingnya seorang waria, mereka kemudian pindah. Hal ini lah yang membuat waria cenderung lebih nyaman salat di rumah" ujar Shinta kala itu, Agustus 2021.

Oleh karena itu, Pondok Pesantren ini pun hadir untuk membuka kesempatan para waria beribadah secara nyaman dan memperdalam agama. Dulunya, lokasi pondok berada di Notoyudan, Kota Yogyakarta. Namun setelah sang pendiri, Maryani meninggal dunia, ponpes ini vakum. Shinta Ratri meneruskan pesantren ini dan memindah lokasi pesantren ke rumahnya saat ini.

Reporter: Tyas Titi Kinapti

 

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya