Usai Kolaps Dihantam Pandemi, Klungkung Berbenah Bangun Gerakan Literasi

Pemkab Klungkung baru saja meresmikan gedung perpustakaan umum daerah, Kamis (16/2/2023).

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 16 Feb 2023, 17:46 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2023, 17:46 WIB
Perpustakaan Umum Daerah Klungkung
Pemkab Klungkung baru saja meresmikan gedung perpustakaan umum daerah, Kamis (16/2/2023). (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Bali - Pemkab Klungkung baru saja meresmikan gedung perpustakaan umum daerah, Kamis (16/2/2023). Hadir dalam acara peresmian Kepala Perpusnas Syarif Bando dan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Suwirta mengatakan, hadirnya perpustakaan yang baru diharapkan bisa meningkatkan kualitas masyarakat.

"Saya berharap keberadaan perpustakaan umum ini bisa meningkatkan kegemaran baca dan sebagai pusat informasi aktivitas baca dengan tampilan perpustakaan berbasis inklusi sosial dengan memerdekakan belajar," kata Bupati Nyoman Suwirta.

Sementara itu, pada kesempatan talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), Syarif Bando mengatakan perpustakaan di mana pun akan menjadi cermin tonggak sejarah peradaban. Secara khusus pada Prembule Undang-undang Dasar 1945 telah menyebutkan bahwa salah satu tujuan negara didirikan adalah mencerdaskan anak bangsa.

"Saya berharap keberadaan perpustakaan umum ini bisa meningkatkan kegemaran baca dan sebagai pusat informasi aktivitas baca dengan tampilan perpustakaan berbasis inklusi sosial dengan memerdekakan belajar," kata Syarif.

"Persoalan maju tidaknya sebuah bangsa terletak pada pondasi yang kita letakkan pada akses bagaimana mereka bisa cerdas. Cerdas bukan berarti harus ranking satu atau punya gelar berderet," ujarnya lagi.

Cerdas harus dibarengi dengan pemahaman literasi. Literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan tertentu yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas untuk memproduksi barang/jasa yang berkualitas tinggi dan dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global.

Literasi bukan hanya berkutat pada urusan membaca dan menulis. Di luar dari kemampuan tersebut, gerakan literasi harus menyediakan akses terhadap bahan bacaan yang semakin luas.

Upaya peningkatan literasi yang dijalankan Perpusnas, dikonkritkan dalam program nasional Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang diawali di 2020.

"TPBIS merupakan perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha, melindungi, dan memperjuangkan budaya dan hak asasi manusia," ucap Pustakawan Utama Perpusnas Deni Kurniadi.

Secara nasional berdasarkan riset oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, indeks literasi digital nasional di angka 3,54. Sedangkan, provinsi Bali berada di luar posisi 15 besar, yakni 3,45.

Rendahnya angka indeks literasi digital nasional tentu menjadi tantangan besar bagaimana literasi digital mendukung kesejahteraan. Dari hasil survei kepada 10 ribu orang di Indonesia, rata-rata pengguna ponsel menggunakannya untuk bermain media sosial. Belum ke arah kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan.

"Belum lagi maraknya hoaks, ujaran kebencian yang sudah memakan banyak korban, atau aktivitas digital lain yang merugikan. Faktanya hanya 32 persen yang mampu mengidentifikasi isu negatif media sosial," ungkap akademisi I Wayan Widana.

Terkait hal itu, Bunda Literasi Ni Nengah Rayu Astini mengaku akan menggalakkan program Gelari Pelangi (Gerakan Keluarga Indonesia Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pengelolaan Ekonomi). Gerakan ini tertuang dalam rencana induk Gerakan PKK Nasional.

"Gelari Pelangi dilatarbelakangi kondisi pandemi yang mengakibatkan penurunan pendapatan. Menurunnya pendapatan berdampak pada menurunnya kualitas penghidupan masyarakat," ujarnya.

Ketika kondisi menurun, yang nampak dirasakan adalah budaya baca ikut rendah, pencarian informasi dilakukan secara instan lewat ponsel, penggunaan aplikasi game online meningkat, hingga kurang maksimalnya pendampingan orang tua kepada anak-anak.

 

 

Klungkung Pusat Kebudayaan Bali

Literasi Klungkung
Kepala Perpustakaan Nasional Syarif Bando dalam acara talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) yang digelar di Klungkung, Kamis (16/2/2023). (Liputan6.com/ Ist)

Saat ini, Pemkab Klungkung menjadikan prioritas pembangunan manusia berbudaya melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan daya saing sumber daya manusia. Hal ini wajar dilakukan mengingat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klungkung di tahun 2021 masih kecil (71,75). Di bawah angka IPM provinsi. Oleh karena itu, di tahun 2023 peningkatan IPM menjadi isu strategis di Pemkab Klungkung.

"Kami berharap indikator penentu IPM ditambah karena selama ini mengacu pada pendidikan. Padahal, tidak semua orang berpendidikan memiliki keterampilan bekerja dan menghasilkan. Malah banyak yang berpendidikan rendah menjadi sosok inspirasi dan mereka menulis. Tulisannya dibaca banyak orang," kata Bupati Nyoman.

Klungkung sendiri merupakan kabupaten paling kecil di provinsi Bali. Di masa kerajaan, Klungkung menjadi pusat pemerintahan raja-raja Bali. Pada waktu itu, Kerajaan Gelgel merupakan pusat kerajaan di Bali dan masa keemasan kerajaan ini tercipta pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong.

Berlatar kejayaan di masa lampau, maka Gubernur Bali I Wayan Koster kini menjadikan Kabupaten Klungkung sebagai pusat pembangunan kebudayaan di Bali.

 

Infografis Perpustakaan Kekinian di Berbagai Kota di Indonesia
Infografis Perpustakaan Kekinian di Berbagai Kota di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya