4 Fakta Menarik Wajit Cililin yang Jadi Simbol Perlawanan Orang Sunda

Wajit Cililin punya sederet fakta menarik yang salah satunya menjadi simbol perlawanan orang Sunda.

oleh Tifani diperbarui 14 Mar 2023, 02:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2023, 02:00 WIB
Wajit Cililin
Sejumlah karyawan usaha rumahan Legieta Boga Priangan bekerja membungkusi wajit yang sudah diolah. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Bandung dikenal sebagai salah satu tujuan wisata populer di Indonesia. Bukan tanpa alasan, Kota Kembang ini memiliki beragam tempat wisata menarik yang dapat dikunjungi.

Tidak hanya itu, Bandung juga memiliki ragam kuliner tradisional menarik yang cocok dijadikan buah tangan. Salah satunya adalah wajit cililin yang melegenda dan eksis hingga saat ini.

Kudapan manis ini berasal dari kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Desa Cililin. Wajit cililin memiliki cita rasa manis dan legit.

Di balik cita rasa wajit cililin yang manis, panganan ini memiliki sejarah yang panjang. Dikutip dari laman waisanbudaya.kemdikbud.go.id, berikut fakta menarik wajit cililin.

1. Hanya dikonsumsi bangsawan

Wajit cililin terbuat dari beras ketan yang termasuk komoditi langka saat itu. Selain bahan baku yang tergolong langka dan susah ditemukan, bahan baku wajit cililin juga sangat mahal.

Hal tersebut berkembang menjadi peraturan wajit cililin hanya boleh dikonsumsi para kaum bangsawan dan pejabat tinggi Kolonial Belanda. Bahkan kudapan ini dulunya merupakan salah satu makanan favorit para bangsawan.

2. Hidangan mewah di zaman kolonial Belanda

Tingginya permintaan kudapan dari Desa Cililin dari waktu ke waktu membuat produksi wijit cililin semakin meningkat. Akhirnya beras ketan produksi Desa Cililin semakin langka.

Selain itu, semakin banyak acara besar yang dihadiri oleh kaum bangsawan. Kemudian, diatur mengenai pembuatan Wajit yang hanya disajikan ketika acara besar saja.

 

3. Lambang perlawanan masyarakat Sunda

Pada masa itu, Belanda membuat sebuah kebijakan mengenai wajit cililin hanya boleh dikonsumsi kalangan tertentu. Masyarakat Sunda menganggap kebijakan tersebut tidak adil, sewenang-wenang, dan hanya memihak golongan tertentu.

Pribumi sendiri tidak boleh memakan hidangan tersebut. Kemudian, masyarakat Sunda melakukan perlawanan menentang monopoli Belanda dan mulai menjual wajit cililin secara bebas kepada masyarakat.

4. Cara Pembuatan Wajit Cililin

Cara pembuatan wajit cililin cukup panjang. Wajit Cililin berbahan dasar beras ketan, yang harus direndam terlebih dahulu kurang lebih satu hari.

Kemudian, kelapa yang diparut dengan cara manual atau tradisional diambil bagian dalamnya saja. Pada waktu proses pemasakan masih sederhana dengan menggunakan bahan bakar batok kelapa dan arang, sehingga wangi khas muncul.

Setelah melewati proses pemasakan tekstur adonan mengental kemudian, dibungkus dengan daun jagung kering dan dibentuk mengerucut seperti layaknya piramida.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya