Liputan6.com, Yogyakarta - Laga puncak kasta tertinggi bola voli Tanah Air, PLN Mobile Proliga 2023Â yang akan digelar di GOR Amungrogo Yogyakarta diperkirakan bakal berlangsung seru dan ketat. Pasalnya, tim finalis akan mengeluarkan segala kemampuan untuk meraih juara.
Hal ini dikatakan oleh pelatih Bandung Bank BJB Tandamata Alim Suseno dalam sesi jumpa pers, Kamis (16/03/23). Menurutnya, Bandung Bank BJB Tandamata sebagai juara bertahan putri ingin kembali mempersembahkan gelar juara untuk kedua kalinya secara berturut-turut.
"Pada 2022, Bank BJB menjadi juara Proliga usai mengalahkan Gresik Petrokimia di partai puncak, tahun ini kami ingin mempersembahkan gelar juara kembali seperti tahun 2022," tegas Alim.
Advertisement
Alim menuturkan bahwa rekor pertemuan Bandung Bank BJB Tandamata dengan Pertamina Fastron musim ini adalah dua kali kalah dan dua kali menang dalam empat pertemuan. Dua kali Bandung Bank BJB Tandamata menderita kekalahan yakni pada babak reguler dengan skor 1-3.
"Dua kemenangan didapatkan pada babak final four. Pertama dengan skor kemenangan 3-0 dan kedua dengan skor 3-1. Pada dua putaran final four, Bank BJB menjadi juara putaran," terangnya.
Menurut Alim, Bandung Bank BJB Tandamata sendiri lebih sering menjadi juara ketimbang Pertamina Fastron. Sejak keikutsertaannya di kancah Proliga, tim asal Kota Bandung itu menjadi juara tiga kali yakni pada 2003, 2006, dan 2022.
Meski demikian, Bandung Bank BJB Tandamata sempat tidak ikut berkompetisi selama hampir 10 tahun. Usai juara 2006, kemudian klub milik Pemda Jabar ini absen dan kemudian berkiprah lagi pada 2017. Namun, pada partai puncak ini Bandung Bank BJB Tandamata akan membarikan hasil yang maksimal.
Sementara itu, Pelatih Jakarta Pertamina Fastron Eko Waluyo mengakui kalau tim asuhannya juga memiliki peluang untuk menjuarai kompetisi yang telah memasuki tahun ke-21 ini. Pada laga penutup final four Proliga 2023 pekan lalu di Solo, ia menurunkan materi pemain cadangan dan bisa memberikan perlawanan, meskipun kalah.
"Saya yakin Yolla Yuliana dan kawan-kawan memiliki modal bagus di final ini. Meski seluruh tim dapat dikatakan kemungkinan menang 50-50," tutur Eko.
Eko menuturkan bahwa Pertamina Fastron sejak 2013 hingga kini baru dua kali menjadi juara, yakni pada 2014 dan 2018. Selebihnya, pada 2016, 2017, dan 2019 Pertamina Fastron selalu menjadi runner-up.
"Meski runner-up kami tetap bangga, terus berlatih dengan melihat kembali semua pertandingan untuk melihat kelemahan tim dan melihat tim-tim lain. Intinya selalu belajar," dia menandaskan.