Liputan6.com, Cirebon - Muhammad Sabil (34), guru honorer yang dipecat dari SMK Telkom Cirebon usai mengkritik akun medsos Ridwan Kamil masih menjadi topik hangat di sejumlah media sosial.
Sejak viralnya komentar berujung pemecatan tersebut, Sabil mengaku mendadak banyak yang menghubungi.Â
"Ya ada banyak selain dari media yang hubungi saya. Mereka memberi ucapan yang intinya memotivasi agar saya terus kuat," ujar Muhammad Sabil kepada Liputan6.com, Jumat (17/3/2023).
Advertisement
Baca Juga
Meski pihak sekolah SMK Telkom Cirebon kembali membuka pintu untuknya mengajar, Sabil mengaku tidak akan kembali karena persoalan tersebut murni atas nama pribadinya.
Namun demikian, Sabil mengaku sempat bertemu politisi Partai Golkar yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi.Â
"Iya ketemu tadi pagi tapi beliau sedang ngonten si soal kasus saya terutama pemakaian kata maneh dan tentang Bahasa Sunda," kata Sabil.
Dalam tersebut, Dedi Mulyadi juga memberi nasihat mengenai penggunaan bahasa sunda. Menurutnya, dahulu Bahasa Sunda tidak mengenal strata atau klasifikasi atau hirarki.
Namun, sejak masuknya Belanda ke Indonesia. Sosial masyarakat termasuk Jawa Barat dibuat klasifikasi, dan berpengaruh terhadap penggunaan bahasa.Â
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tawaran Kerja
Menurut Dedi Mulyadi, penggunaan kata maneh dalam kasus Sabil tergantung bagaimana memaknainya. Jika menanggapinya buruk maka akan bereaksi negatif, sebaliknya jika menanggapi positif maka akan menjadi bagus.
Hanya saja, Sabil mengakui adanya kesalahan dan etika. Meski, dia tidak bermaksud merendahkan Ridwan Kamil dengan menggunakan kata maneh.
"Barusan sih Pak Dedi cuma bincang-bincang dan ngasih penjelasan soal bahasa Sunda," jelasnya.
Sementara itu, di sela-sela menjadi tamu konten, Dedi Mulyadi menawarkan pekerjaan kepada Sabil.Â
Tawaran tersebut semula dari pertanyaan Dedi Mulyadi yang penasaran dengan latar belakang pendidikannya alumni kampus Universitas Islam Bandung (Unisba).
Dedi tertarik dengan latar belakang pendidikan terakhirnya adalah Sarjana Ilmu Komunikasi. Kemudian, dia sontak bertanya perihal kesibukan Sabil.
"Ditanya sibuk apa? Saya jawab sekarang sedang job seeker. Nah dari situ nawarin pekerjaan. Sejauh masih saya bisa kuasai hayuk, sempatlah ada kata sepakat tapi deal atau bicara gajinya setelah ngonten," ujar dia.
Sabil mengaku ditawari menjadi jadi fotografer pribadi Dedi Mulyadi. Dedi mengakui kekurangan orang untuk fotografer yang memotret aktivitasnya.Â
"Saya masih memperhitungkan karena belum ada pembahasan yang lebih serius. Saya juga harus konsultasi sama keluarga dulu," ujarnya.Â
Saat ini Sabil sedang memilih untuk mendinginkan pikiran atas kejadian yang menghebohkan jagat media sosial beberapa waktu terakhir ini.Â
"Kalau dulu selain ngajar saya juga berjualan dan bekerja serabutanlah ,salah satunya fotografer terus jadi driver juga untuk menutupi kebutuhan sehari-hari," jelasnya.
Selain sedang menenangkan hati dan pikirannya, Sabil juga sedang menunggu tawaran dari pihak mana saja untuk menutupi kebutuhan keluarganya.
"Kalau ke dunia pendidikan lagi saya memilih gak mau karena sudah merasa trauma akibat kejadian kemarin," paparnya.
Advertisement