Aksi Mulia Siswa SMK di Garut Aktif Jadi Relawan Operator Desa Digital Hingga Pelosok

Menggunakan sistem teaching factory atau model pembelajaran SMK berbasis produksi atau jasa yang mengacu pada standar dan prosedur di industri, mereka bekerja sesuai target dan kebutuhan digital tiap desa.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 03 Apr 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2023, 14:00 WIB
Para operator Desa  di Kabupaten Garut, Jawa Barat fokus selepas mengikuti pelatihan operator Sistem Informasi Desa (SID) SMK Wikrama Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Para operator Desa di Kabupaten Garut, Jawa Barat fokus selepas mengikuti pelatihan operator Sistem Informasi Desa (SID) SMK Wikrama Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wikrama, Garut, Jawa Barat, aktif menerjunkan siswa jurusan Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT), Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim (PPLG) untuk menjadi relawan operator desa digital di Garut.

Para siswa dari dua jurusan sekolah swasta itu rela menjadi relawan IT desa bekerja tanpa pamrih alias gratis, membantu operator desa digital hingga pelosok, sambil mengamalkan ilmu yang mereka peroleh dari sekolah.

“Istilahnya kami jadikan sebagai relawan IT untuk membantu masyarakat desa,” ujar Kepala Sekolah SMK Wikrama Garut Mochamad Sofyan, Sabtu (1/4/2023) petang.

Menurut Sofyan, keterpanggilan para siswa bidang IT itu berangkat dari masih minimnya operator desa yang mampu mengoperasikan fasilitas Sistem Informasi Desa (SID) yang diberikan pemerintah.

“Kenapa tidak kami ambil peran itu, lalu kami coba di desa terdekat Tanjung Kemuning, dan responsnya bagus sekali,” kata dia.

Selama ini salah satu penyebab belum optimalnya peran fasilitas SID tiap desa, akibat masih minimnya operator handal di desa dalam melayani warga.

“Apalagi sebelumnya biaya pelatihan SID harganya sampai jutaan mahal sekali, kami justru cukup menghadirkan siswa jurusan IT, mereka berikan pelatihan pengoperasian secara gratis,” ujar dia.

Menggunakan sistem teaching factory atau model pembelajaran SMK berbasis produksi atau jasa yang mengacu pada standar dan prosedur di industri, mereka bekerja sesuai target dan kebutuhan digital tiap desa.

“Selain Garut banyak desa yang meminta bantuan kami, dari Solo, Medan, Sumatera Utara, mereka ingin mengadopsi kesukseskan kami,” kata dia.

Dalam perakteknya, selain menjadi mentor fasilitas SID di desa, para siswa Anak Baru Gede alias ABG itu memberikan pelatihan sistem pengoperasional Microsoft Office entry data melalui Excel, kemudian laporan keuangan desa dan bumdes.

“Siswa kami juga memberikan pendampingan sistem PKK dan parenting ibu-ibu PKK untuk membantu pelayanan masyarakat desa,” ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Respons Positif Perangkat Desa

Operator Desa Mekar Jaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat fokus mendengarkan arahan bimbingan pelatihan operator Sistem Informasi Desa (SID) SMK Wikrama Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Operator Desa Mekar Jaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat fokus mendengarkan arahan bimbingan pelatihan operator Sistem Informasi Desa (SID) SMK Wikrama Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Hasilnya, kehadiran para siswa IT SMK Wikrama Garut khususnya di Desa Tanjung Kemuning, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, mampu memberikan warna baru dalam peningkatan optimalisasi pelayanan masyarakat desa melalui peran digital.

“Total sudah ada 64 desa di Garut termasuk lima desa di Purwakarta, yang sudah merasakan manfaat kehadiran para siswa relawan IT sekolah kami,” kata dia.

Bahkan sistem IT galeri Bumdes Desa Tanjung Kemuning, dalam waktu dekat diproyeksikan sebagai galeri desa unggulan berbasis IT yang berfungsi menjual produk seluruh desa di Garut.

“Semuanya yang garap siswa-siswa IT sekolah kami,” kata dia.

Gayung bersambut, seiring pentingnya peranan para operator handal di desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Garut, meminta pihak sekolah menjadi mitra mereka dalam memberikan pelatihan para operator desa digital.

“Sebenarnya itu arena pembelajaran buat siswa, kami sebar mereka, sifatnya kami hanya sebagai pemantik saja bagi mereka untuk mengamalkan materi di sekolah,” ungkap dia bangga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya