Pesan Suara Ayah Ungkap Detik-Detik Pembunuhan Berantai Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara

Kecurigaan ayahnya menjadi korban itu bermula saat dirinya menerima pesan suara melalui media perpesanan, pada Rabu (23/3/2023) lalu.

oleh Fira Syahrin diperbarui 05 Apr 2023, 02:39 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2023, 02:38 WIB
Dukun pengganda uang Mbah Slamet diduga membunuh belasan korban di Banjarnegara. (Foto: Istimewa)
Dukun pengganda uang Mbah Slamet diduga membunuh belasan korban di Banjarnegara. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Sukabumi - Paryanto (53), warga Kampung Pasar Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, menjadi salah satu korban kasus dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Pelaku, Tohari alias Mbah Slamet (45) menjerat korbannya dengan modus mengaku mempunyai kemampuan melipat gandakan uang. Mbah Slamet diduga membunuh 11 korbannya yang disembunyikan di sebuah lahan lereng bukit di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.

Keluarga korban, GEP (15) menuturkan, kecurigaan ayahnya menjadi korban itu bermula saat dirinya menerima pesan suara melalui media perpesanan, pada Rabu (23/3/2023) lalu.

"Pertama kali waktu kejadian ayah saya ngirim voice note ke kakak saya, dan kakak saya nerusin ke saya. Disitu saya curiga. Karena disitu ayah saya kondisinya seakan-akan terancam di hutan," ucap GEP saat ditemui di kediamannya, Sukabumi Selasa (4/4/2023).

Mendengar kabar tersebut, dirinya langsung bergegas menuju lokasi yang ayahnya sebut dalam pesan suara itu. Di dalam pesan suara itu, korban Paryanto menyebutkan, "Ini ayah di rumah Pak Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek,".

Korban kemudian menyuruh anaknya untuk untuk mendatangi lokasi Mbah Slamet, dengan membawa pihak kepolisian. Jika dia tidak dapat dihubungi lagi. "Misal ayah tidak ada kabar sampai hari Minggu, langsung aja ke lokasi bersama aparat, GEP (putra korban) tau kok rumahnya," ucap pesan suara tersebut.

Sejak Kamis dinihari (24/3) sekitar pukul 00.54 WIB, Paryanto pun tidak dapat dihubungi dan keluarga tidak mengetahui keberadaannya. GEP mengatakan, sesampainya di sana dia langsung menemui pihak kepolisian untuk membuat laporan.

Namun, karena merasa tidak ada perkembangan lebih lanjut, dia pun meminta bantuan penasehat hukum dalam proses pencarian ayahnya tersebut.

"Lalu saya dari situ ke Polres lagi udah dari lokasi, saya menunggu ibu saya datang untuk membantu. Dari situ Pak Heri Purnama Tanjung bantu untuk mencari keberadaan korban ayah saya," tutur dia.

 

Kronologi Penemuan Jasad Korban

 

Jasad Paryanto pun ditemukan kepolisian pada Minggu (2/4/2023) dikubur di area hutan dengan kondisi masih berpakaian lengkap, dan ditemukan sebuah tas berisi kartu identitas dengan nama dan alamat yang sesuai.

"Dari situ langsung minta bantuan ke Mabes Polri Jakarta, disitu langsung bisa ditanggapi, gerak cepat dan alhamdulilah hari Minggu disitu ayah ditemukan," ungkapnya.

Lebih lanjut, kepolisian menangkap pelaku Mbah Slamet pada Minggu (2/4) dini hari. GEP menuturkan, penemuan jasad ayahnya itu di tunjukan langsung oleh pelaku setelah diringkus kepolisian.

"Iya ditunjukin sama pelaku, si pelaku ini dipancing dulu sama temennya, jembatannya buat pengenalannya. Di sms dipancing udah dapet, disitu langsung dipaksa untuk menunjukan korbannya ada dimana," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya