Liputan6.com, Gunungkidul - Muka lebam dan pusing masih dirasakan Pujiyanto (43) warga Bansari, kalurahan Kepek, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul. Memar di sekujur tubuhnya diduga menjadi korban pengeroyokan sejumlah pemuda saat Pertunjukan Seni Jathilan pada Senin (23/3/23) lalu.
Berdasarkan informasi, kejadian itu terjadi saat acara Syawalan di salah satu rumah warga di Padukuhan Jaranmati 1, Kelurahan Karangmojo, Kapanewon Karangmojo. Saat itu, korban bersama anaknya sedang bersilaturahmi ke tempat saudarannya.
Anak korban Mita Nur Savira (22), saat ditemui menyampaikan bahwa sudah menjadi tradisi saat lebaran saling berkunjung ke tempat saudara. Kebetulan, di depan rumah saudaranya tersebut tengah digelar pertunjukan seni Jathilan.
Advertisement
“Ada Jathilan, kebetulan juga keponakannya juga menjadi pemain Jathilan. Karena saudara, saya sama bapak nonton dulu,” terang Mita, Rabu (26/4/23) petang.
Hingga jelang akhir pertunjukan, segerombolan pemuda memancing emosi para pemain Jathilan dengan melontarkan kata-kata yang kasar. Bahkan, salah satu pemain tersebut hendak dikeroyok oleh gerombolan pemuda.
“Jadi keponakan saya itu dikata-kata apa gitu, terus kelompok itu kayaknya mabuk, mencoba masuk ke arena pertunjukan,” kata dia.
Melihat kejadian tersebut, korban kemudian mencoba masuk untuk melerai keduanya. Namun nahas, pemuda yang sudah dalam pengaruh minuman keras tersebut mengeroyoknya hingga Pujiyanto akhirnya tersungkur di arena pertunjukan.
Mita menuturkan bahwa ia juga sempat masuk ke dalam arena pertunjukan untuk melerai. Malangnya, Mita yang berada di tengah-tengah kerumunan untuk menyelamatkan ayahnya juga menjadi korban pemukulan.
“Saya juga kena pukul di pipi saya, tetapi saya tetap ingin menyelamatkan ayah saya,” terangnya.
Beruntung kejadian tersebut sempat terekam warga dan viral di beberapa WhatsApp grup hingga sampai ke saudara korban yang berada di Wonosari. Terkejut atas perbuatan para pemuda tersebut, Yuni saudara korban, bersama suaminya mendatangi lokasi.
“Saya lihat di video kakak saya dikeroyok begitu, bahkan sampai jatuh ke tanah masih dipukuli. Saya ndak terima, terus saya ke lokasi untuk menanyakan melakukan itu,” Kata Yuni di Mapolres Gunungkidul.
Yuni menyebut bahwa ia bersama suami dan kakak pertamanya sampai dilokasi, pemuda tersebut masih berkumpul di rumah seseorang. Saat ditanyakan mengapa melakukan pengeroyokan, dirinya juga suami dan saudara mendapat intimidasi.
“Kakak saya dicekik lehernya, saya sama suami diancam akan dipukul pakai batu,” kata Yuni.
Kakaknya yang merasa takut kemudian berlari menjauh dari lokasi. Karena saking paniknya, motor yang ia kendarai tertinggal di tempat kejadian hingga diambil oleh Babinkamtibmas setempat.
“Ya, saya bertemu dengan pak Babin, dia menyarankan biar permasalahan ini diselesaikan dengan kekeluargaan,” ulasnya.
Karena tak terima perlakuan para pelaku, Yuni beserta keluarganya kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Gunungkidul dengan memberikan bukti video. Bahkan, hasil pemeriksaan dokter menunjukan masih terdapat luka akibat benda tumpul.
“Sudah kami laporkan, biar yang berwenang mengangani kasus tersebut. Saya hanya minta keadilan untuk saudara-saudara saya, juga saya sendiri,” ucap Yuni.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Gunungkidul, Iptu Suranto, pihaknya telah menerima laporan dari korban dan keluargannya di SPKT. Kini, kasus tersebut telah dilimpahkan ke Unit Reskrim Polres Gunungkidul.
“Laporannya sudah masuk, dan kini masih pemeriksaan baik korban dan saksi, juga mengumpulkan bukti bukti,” pungkasnya.
Baca Juga