Ragam Motif Batik Solo dan Filosofinya

Berikut ragam motif batik Solo dan filosofinya

oleh Switzy Sabandar diperbarui 18 Mei 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2023, 16:00 WIB
Perajin batik sedang membatik dengan teknik tulis pada Minggu (21/2/2021) di Kawasan Sentra Batik Laweyan Solo.
Perajin batik sedang membatik dengan teknik tulis pada Minggu (21/2/2021) di Kawasan Sentra Batik Laweyan Solo. (Liputan6.com/Laudia Tysara)

Liputan6.com, Solo - Tak bisa dipungkiri, banyak wilayah di Indonesia yang menjadi penghasil batik, salah satunya Kota Solo. Setiap batik memiliki kekhasan, motif, dan filosofi yang berbeda-beda.

Batik merupakan warisan budaya dunia asal Indonesia yang telah ditetapkan UNESCO pada 2 Oktober 2009. Dari penetapan itu pula muncul perayaan Hari Batik Nasional 2 Oktober setiap tahunnya.

Batik Solo sendiri memiliki beberapa motif dengan filosofinya masing-masing. Mengutip dari surakarta.go.id, berikut ragam motif batik Solo dan filosofinya:

1. Motif kawung

Motif kawung batik Solo memiliki bentuk yang mirip seperti buah kawung, yakni sejenis buah kelapa atau biasa disebut kolang-kaling. Motif ini memiliki filosofi bahwa manusia merupakan pancer (pusat) yang dipengaruhi empat sumber tenaga alam yang terpancar dari empat arah mata angin, yaitu timur, selatan, barat, dan utara.

Motif kawung juga menjadi simbol bagi setiap pemakainya agar bisa mengendalikan hawa nafsu dan mampu menjaga hati nuraninya. Motif kawung biasanya digunakan dalam beberapa upacara adat, seperti mitoni, ruwatan, atau sebagai penutup jenazah.

 

Parang

2. Motif parang

Motif parang umumnya melambangkan ketajaman rasa, pikir, dan kekuatan dalam menghadapi berbagai masalah sekaligus sebagai simbol pengharapan masa depan yang baik. Motif parang biasanya digunakan saat memperingati kelahiran bayi dan perawatan ari-ari.

3. Motif truntum

Motif truntum memiliki bentuk berupa kuntum atau bunga di langit yang bentuknya mirip kembang tanjung. Kain dengan motif ini biasanya digunakan untuk menggendong bayi.

Sesuai kegunaannya, motif ini menggambarkan suatu pengharapan bagi pemakainya. Motif ini menggambarkan harapan agar nantinya sang anak diwarnai rasa cinta kasih kepada sesama, alam lingkungan, makhluk ciptaan Tuhan, serta mampu memelihara cinta untuk kebaikan saat dewasa.

4. Motif sidomukti

Motif sidomukti digunakan dalam upacara pernikahan, khususnya oleh orang tua mempelai. Sidomukti berasal dari kata 'sido' dan 'mukti'.

Sido berarti jadi atau menjadi, sedangkan mukti berarti mulia, bahagia, dan sejahtera. Penggunaan kain dengan motif ini diharapkan dapat melambangkan pengharapan berupa bahtera rumah tangga yang baik.

5. Motif sawat

Motif sawat adalah motif berupa dua sayap burung garuda atau yang biasa juga disebut sawat. Dua sayap tersebut masing-masing berukuran besar dan kecil. Terletak saling berhadapan, motif ini melambangkan perlindungan bagi pemakainya.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya