Mengenal Hari Pagerwesi, Perayaan Umat Hindu yang Diperingati Setiap 210 Hari Sekali

Perayaan Hari Raya Pagerwesi tahun ini diperingati pada Rabu (24/5/2023).

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 24 Mei 2023, 13:08 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2023, 13:07 WIB
Hari Pagerwesi
Umat Hindu menggelar persembahyangan Hari Pagerwesi di kawasan Griya Hyang Soka, Tabanan, Bali. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Bandung - Perayaan Hari Raya Pagerwesi oleh umat Hindu tahun ini diperingati pada Rabu (24/5/2023). Hari Pagerwesi merupakan Rerahinan Gumi yang dirayakan setiap 210 hari sekali.

Hari Raya Pagerwesi juga dilaksanakan dengan melakukan persembahyangan dari sanggah pekarangan rumah hingga pura-pura besar. Beberapa daerah di Bali merayakan Hari Raya Pagerwesi tersebut terutama para umat  Hindu.

Melansir dari dpdhpibali.org, perayaan Pagerwesi merupakan sebuah hari raya yang dilaksanakan atas anugerah dari kesentosaan dan kemajuan yang telah dicapai oleh umat manusia yang dirayakan pada Budha Kliwon wuku Shinta.

Pagerwesi mempunyai arti tersendiri yaitu dalam SekarJepun adalah pagar yang terbuat dari besi. Sehingga bermakna mengenai segala hal yang dipagari akan terlihat kokoh serta kuat.

Makna lain dari Pagerwesi merupakan segala sesuatu yang dipagari adalah yang bernilai tinggi. Tidak boleh sedikitpun mendapatkan gangguan terutama gangguan-gangguan yang merusak.

Adapun Sanghyang Pramesti Guru disebutkan sebagai tujuan utama dilakonkannya upacara Pagerwesi tersebut sebagai manifestasi Tuhan yang dipercaya merupakan gurunya manusia serta alam semesta.

Tradisi Pagerwesi

Tradisi dalam merayakan Hari Pagerwesi yaitu para umat Hindu dianjurkan dalam melakukan meditasi pada waktu tengah malam.

Kemudian Banten atau Sesajen yang dihaturkan adalah Sesayut Panca Lingga dengan perlengkapan yang terdiri dari Daksina,  Suci Praspenyeneng dan Banten Penek.

Mengutip dari sippn.menpan.go.id, Banten yang paling inti dari perayaan Pagerwesi untuk umat kebanyakan adalah natab Sesayut Pagehurip, Prayascita, Dapetan dilengkapi dengan daksina, canang, dan sodaan.

Dalam upacaranya terdapat dua banten pokok yaitu Sesayut Panca Lingga untuk upacara para pendeta. Serta Sesayut Pageh Urip untuk umat kebanyakan. Meskipun begitu, perayaan ini juga disesuaikan dengan desa, kala, dan patra daerah masing-masing.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya