Kronologi Bentrok 2 Kelompok Warga di Yogyakarta, Bawa Nama PSHT dan Brajamusti

Ratusan anggota perguruan silat bentrok dengan warga kota Yogyakarta pada Minggu malam (4/6/2023).

oleh Hendro diperbarui 05 Jun 2023, 11:04 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2023, 11:04 WIB
Jalan Tamansiswa lokasi terjadi bentrok 2 kelompok warga
Kota Yogyakarta pada Minggu (04/06/23) malam mecekam, pasalnya terjadi keributan antar dua kelompok bermula diarea balai kota dan menyebar ke beberapa titik.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kota Yogyakarta pada Minggu (4/6/2023) malam mecekam, pasalnya terjadi keributan antardua kelompok bermula di area balai kota Jalan Taman Siswa dan menyebar ke beberapa titik. Bentrok diduga buntut dari keributan yang terjadi pekan lalu.

Sebelumnya, Ali Sutanto salah satu anggota PSHT dan juga koordinator SAR Parangtritis menjadi korban pengeroyokan yang diduga oknum supporter bola Brajamusti. Kala itu, Ali berusaha melerai keributan warga dengan oknum supporter.

Buntut peristiwa itu, pada Minggu (4/6/2023) sore sekira pukul 16.30 WIB, datang rombongan orang yang diduga anggota kelompok perguruan bela diri berjumlah ratusan orang melalui jalan kenari. mereka bakal mendatangi basecamp supporter sepakbola di seputaran Stadion Mandala Krida Yogyakarta.

Agar tidak terjadi kericuhan, Jajaran Polsek Umbuharjo kota Yogyakarta, Satuan Brimob Polda DIY serta personil koramil Umbulharjo meredam aksi lempar batu kedua kelompok tersebut. Tak lama, satu kelompok dapat dihadang dan diarahkan keluar dari wilayah jalan Kenari.

Sekira pukul 17.30 WIB, rombongan diarahkan menuju jalan Kusumanegara. Selepas Magrib atau dijalan Tamansiswa masa kemudian bertemu dengan kolompok masyarakat lain hingga terjadi aksi saling lempar batu.

Suasana semakin mencekam dijalan Tamansiswa ini, puluhan toko dan penjual kaki lima menutup barang dagangannya lebih cepat karena kedua masa jauh lebih banyak. Pihak berwajib mencoba menyekat kedua kelompok tersebut.

Kapolda DIY Irjen Pol, Suwondo Nainggolan yang terjun kelapangan langsung mencoba bernegosiasi dengan kelompok masyarakat. Dalam negosiasi tersebut, warga menyampaikan tidak terima jika kelompok PSHT membuat onar diwilayah kota Yogya.

Bahkan, salah satu video negosiasi yang diambil warga menunjukan bahwa Kapolda meminta warga untuk tenang dan Kembali kerumah masing masing untuk menjamin keamanan. Namun warga tetap menolak sebab PSHT telah membuat onar.

Hingga tengah malam, kelompok perguruan silat tersebut kemudian dievakuasi ke Mapolda DIY dengan 16 kendaraan Polri. Jajaran Polda DIY melalakukan penjagaan di seluruh wilayah agar keributan tidak melebar ke luar. 

Situasi Aman Terkendali

Sementara itu, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan memastikan saat ini situasi sudah aman terkendali. 

Dua kelompok yang saling bertikai berasal dari perkumpulan pendekar Persaudaraan Setiya Hati Teratai (PSHT) dan suporter sepak bola.

"Situasi sudah bisa kami kendalikan namun demikian kami tetap melakukan penjagaan dan juga akan kami melakukan patroli," ujar Suwondo seusai kericuhan.

Suwondo mengatakan, patroli di seluruh wilayah DIY juga dilakukan untuk memastikan tidak ada orang dari luar wilayah yang membuat situasi Yogyakarta tidak kondusif.

"Patroli di seluruh wilayah, Polres-polres berkoordinasi dengan Polres Klaten dan Polda Jawa Tengah juga lakukan koordinasi sehingga bisa mengamankan di wilayah Yogyakarta," kata dia.

Suwondo mengimbau warga Yogyakarta tidak ikut terpancing terkait kericuhan yang melibatkan dua kelompok massa itu.

"Jangan terpancing isu atau ajakan melakukan kegiatan yang mengakibatkan tindakan kriminal yang menambah situasi keamanan ketertiban masyarakat di seluruh wilayah, baik di Yogyakarta maupun sekitar Yogyakarta sehingga kita harapkan situasi tetap kondusif," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya