Liputan6.com, Mojokerto - Madu mongso merupakan salah satu jajanan tradisional khas Pulau Jawa. Madu mongso atau madumongso biasanya hadir pada momen lebaran atau Idulfitri.
Jajanan tradisional ini cukup populer, terutama di kalangan masyarakat Jawa Timur dan Jawa Tengah. Meski tidak sepopuler kue-kue Lebaran kekinian, jajanan khas ini masih memiliki penggemar hingga saat ini.
Madu mongso terbuat dari ketan hitam yang difermentasi sebagai bahan dasarnya dan dimasak dengan campuran gula. Hasil fermentasi tersebut membuat madu mongso memiliki rasa asam dan manis dengan tekstur yang lembut.
Advertisement
Dikutip dari laman dinkominfo.demakkab.go.id, nama madu mongso ini berasal dari kata “madu” dan “mongso”. Kata “madu” yang berarti cairan manis dari tumbuhan, sedangkan “mongso” yang berarti makanan.
Kata “mongso” juga dapat diartikan sebagai musim atau waktu dalam Bahasa Jawa. Maka dapat disimpulkan jika madu mongso adalah makanan semanis madu yang siap dimakan.
Baca Juga
Sayangnya saat ini, madu mongso menjadi salah satu makanan yang sudah jarang ditemui. Madu mongso mulai tergeser dengan aneka jajanan yang kekinian.
Padahal, madu mongso ini adalah jajanan yang sudah ada sejak zaman kerajaan di Jawa. Jajanan ini juga cukup populer di kalangan masyarakat zaman dahulu karena jajanan ini adalah makanan istimewa yang diperuntukkan untuk para raja dan bangsawan saja.
Biasanya, madu mongso disajikan di lingkungan kerajaan maupun dalam berbagai acara perayaan pada zaman dahulu. Maka, tak heran jika jajanan madu mongso menjadi salah satu jajanan yang disajikan saat perayaan Lebaran.
Di balik cita rasanya yang manis, terdapat makna filosofi dari jajanan madu mongso ini yakni saatnya orang-orang menikmati manisnya madu saat lebaran. Madu yang dimaksudkan adalah sebagai manisnya usaha atau perjuangan manusia dalam menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh dan mendapatkan kemenangan.
Dalam proses pembuatannya, madu mongso dimasak dengan waktu yang lama hingga menjadi dodol atau jenang. Hampir mirip dengan jajan dodol, yang membedakan kuliner ini dengan dodol adalah bungkus kemasan dari madu mongso yang unik.
Madu mongso dikemas seperti permen dengan seukuran jempol tangan orang dewasa menggunakan plastik dan kertas minyak berwarna-warni yang mencolok. Untuk proses pembuatan madu mongso terdapat dua tahap, yang pertama adalah membuat tape ketan hitam terlebih dahulu.
Pada tahap yang kedua, tape ketan dimasak dengan santan dengan mencampurkan gula putih dan gula merah hingga berbentuk jenang. Proses dari pembuatan madu mongso mungkin terlihat sederhana, tetapi dalam prosesnya perlu memperhatikan kualitas ketan hitam yang baik dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Proses pembuatan yang cukup lama tersebut akan membuat rasa madu mongso yang legit, manis, dan enak.