Liputan6.com, Pekanbaru - Dua ekor harimau sumatra di Riau, diduga mendiami hutan daerah Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, dibantai oleh pemburu satwa. Si Datuk Belang dikuliti dan taringnya dicabut untuk dijual.
Petugas Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Wilayah Sumatra di Riau menetapkan dua tersangka. Masing-masing berinisial JI dan YW sebagai pencari pembeli kulit harimau.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Balai Gakkum LHK Wilayah Sumatra Subhan menjelaskan, pembantaian harimau ini diduga dilakukan oleh orang berpengalaman. Hal ini dilihat dari lembaran kulit harimau yang disita petugas.
Lembaran kulit harimau itu begitu rapi. Begitu juga dengan pencabutan kuku karena tapak kaki harimau tidak ada yang rusak.
"Sudah terlatih, tak banyak lecet," kata Subhan didampingi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Balai Gakkum, Supriadi, Kamis siang, 8 Juni 2023.
Subhan menjelaskan, kasus ini masih terus dikembangkan karena yang baru ditetapkan sebagai tersangka adalah pencari pembeli. Diduga pemburu satwa ini punya jaringan di Riau.
Kepada petugas, tersangka mengaku berencana menjual murah dua lembar kulit harimau dan empat taring yang disita petugas.
"Pengakuannya Rp60 juta, untuk dua lembar ini," ucap Subhan.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengaruhi Populasi
Sementara itu, Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Ujang Holisudin menjelaskan, perburuan ini sangat berdampak pada populasi harimau di Riau.
Dalam pendataan terakhir bersama sejumlah pemangku kepentingan, populasi harimau di Riau berkisar antara 75 hingga 80 ekor.
"Penentuan jumlah pasti tidak bisa dilakukan," ujar Ujang.
Prediksi populasi harimau di Riau itu merupakan hasil pendataan pada tahun 2019. Bisa jadi jumlahnya bertambah atau berkurang mengingat dalam beberapa tahun terakhir tingkat konflik harimau dan manusia di Riau selalu terjadi.
Tak jarang, dalam konflik itu ada manusia bahkan ternak menjadi korban. Begitu juga dengan harimau karena selalu ada saja si Datuk Belang ditemukan mati terjerat ataupun tinggal kulit hasil perburuan.
Advertisement