Liputan6.com, Garut PT Restu Agropro Jayamas (RAJA) sebagai pabrikan bibit jagung hibrida varietas R7, siap menghijaukan kawasan pertanian di Garut Selatan, Jawa Barat, menjadi klaster baru lumbung jagung kota Intan.
Kesuksesan program Lumbung Pangan Baznas dengan penanaman bibit jagung raja jenis Gold di desa Mulyajaya, Kecamatan Banjarwangi, menjadi pelecutnya.
“Rencana selanjutnya kami bersama Baznas akan mengembangkan lahan baru jagung hibrida di Kecamatan Peundeuy, Singajaya hingga Toblong,” ujar Area Manajer Restu Agung Jayamas Jabar Heldiyana, dalam evaluasi penanaman di Mulyajaya, Senin (12/6/2023)
Advertisement
Heldy mengatakan, kesuksesan penanaman varietas R7 di desa Mulyajaya yang memiliki karakteristik bukit dan gunung, mampu menghidupkan harapan dari para petani lokal untuk memulai tanam jagung.
“Wilayah Garut selatan sangat cocok jika ditanami varietas kami dengan berbagai jenis sesuai karekteristik tanah,” papar dia.
Wilayah Garut selatan yang didominasi pegunungan serta bentangan pantai yang cukup panjang, memiliki potensi besar menjadi area lahan tanam jagung.
“Kami memiliki tiga jenis varietas R7 yang cocok ditanam di seluruh tanah wilayah Garut,” kata dia.
Pertama R7 jenis Red dengan potensi panen hingga 11 ton yang cocok di area kering.
Kedua, jenis Gold dengan potensi panen hingga 12,5 ton yang cocok ditanam di area kering dan basah. Ketiga, jenis Ultimate dengan potensi panen hingga 15,5 ton.
“Kami juga sedang menyiapkan peluncuran jenis baru R7 union yang bisa ditanam dengan jarak tanam lebih rapat. "Potensi panennya bisa lebih 15 ton per hektar,” papar dia.
Heldy menyatakan, selain bebas serangan penyakit bulai yang selalu menjadi momok menakutkan bagi petani jagung, benih jagung raja R7 teruji ditanam di lereng bukit dengan ketinggian mendekati 1.000 Meter di atas Permukaan Laut (MDPL).
Kemudian tahan busuk batang, serta memiliki perakaran dan batang kokoh, sehingga teruji saat diterpa angin kencang.
Terakhir R7 dikenal tahan bulai, bebas karat daun dan produktivitas yang cukup tinggi dibanding bibit varietas jagung hibrida lainnya.
Baca Juga
Tingkatkan Optimisme Warga
Pendamping program Lumbung Pangan Baznas Desa Mulyajaya, Rudi Abdul Gani mengatakan, meskipun belum sesuai dengan potensi varietas R7 jenis Gold, namun kesuksesan panen raya jagung mampu meningkatkan optimisme warga.
“Kebetulan semua kelompok tani jagung di desa Mulyajaya baru menanam jagung, dan ternyata optimisme mereka langsung terbangun,” ujarnya.
Menurutnya, penanaman benih jagung raja varietas r7 di area lahan warga miskin Desa Mulyajaya, memberikan secercah harapan bagi mereka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Istilahnya petani jagung di kami masih kelas TK (taman kanak-kanak), tetapi hasilnya sudah mencapai 7-8 ton per hektare,” paparnya.
Mayoritas warga yang sebelumnya petani sawah dan buruh serabutan, kini mulai beralih menggarap lahan mengolah jagung hibrida jenis R7.
“Kami juga terus berikan pendampingan agar potensi jagung mereka optimal,” kata dia.
Meskipun panen raya jagung belum maksimal, dibanding standar potensi jagung R7 jenis Gold hingga 12,5 ton, namun Rudy menilai optimisme warga terus tumbuh seiring meningkatnya pendapatan mereka.
“Petani di sini masih beranggapan mengolah jagung seperti padi di sawah, padahal bertani jagung itu sangat mudah sekali,” kata dia.
Selain Mulyajaya, rencananya ratusan hektare lahan lainnya di kawasan Garut selatan, siap dihijaukan dengan penanaman bibit jagung R7.
“Sebenarnya di sini juga masih luas untuk dikembangkan, nanti baru kami kembangkan ke wilayah lain,” kata dia.
Aef, anggota kelompok tani Mentari Pagi, mengatakan capaian panen raya R7 di lahan mereka cukup menggiurkan. Meskipun baru, namun hasilnya cukup melimpah. “Target saya bisa tembus sekitar 10 ton di area tanam 1,5 hektar,” kata dia.
Menurutnya, pertumbuhan bibit jagung raja varietas R7 cukup baik dengan sokongan air yang cukup. “Memang salah satu kelemahan kami, kami belum berpengalaman menanam jagung di sini,” kata dia.
Ponidi, petani jagung asal Cilacap menambahkan. Menurutnya, varietas R7 cocok di berbagai kriteria lahan. “Saya nanam di daerah bekas galian bata merah, tanahnya sudah tidak baik, tapi hasilnya bagus,” ujar dia.
Advertisement