Ini Tips Pintar Pilih Hewan Kurban dari Ahli Peternakan UGM

Terdapat beberapa tips memilih hewan kurban dari ahli peternakan Nanung Danar Dono yang mengajar di Fakultas Peternakan UGM.

oleh Yanuar H diperbarui 16 Jun 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi hewan ternak sapi untuk qurban (Istimewa)
Ilustrasi hewan ternak sapi untuk qurban (Istimewa)

Liputan6.com, Yogyakarta - Mendekati hari raya Iduladha, Dosen Fakultas Peternakan UGM Nanung Danar Dono, memberikan tips memilih hewan kurban yang sehat dan tidak cacat fisik. Langkah pertama adalah mengamati kuku kaki nampak sehat dan utuh, gerakan saat berjalan normal, tidak pincang.   

“Jika hewan sakit, nampak dari nafsu makan hilang, malas berjalan, tubuh lemah,” kata Nanung dalam Pelatihan Penyembelihan Hewan Qurban  di Auditorium Soepardjo Fakultas Peternakan UGM, Selasa (13/6/2023).

Tips lainnya adalah memastikan hewan kurban peliharaan di tempat pembuangan sampah karena besar kemungkinan ternak tersebut mengkonsumsi limbah logam berat. Satu hari sebelum proses penyembelihan, usahakan untuk mempuasakan ternak 12 jam sebelum disembelih, hal itu perlu dilakukan agar ternak tidak beringas dan agresif sehingga penanganannya jauh lebih mudah.  

“Pemuasaan juga akan mengurangi isi rumen (perut) serta menyempurnakan proses konversi serabut otot dan pembuluh darah menjadi daging,” tegasnya. 

Ia menjelaskan penting untuk menyiapkan seluruh perlengkapan penyembelihan dengan pisau setajam mungkin. Proses penyembelihan dari jagal dengan memotong 3 saluran pada leher bagian depan yakni di bawah jakun, terdiri saluran Nafas atau tenggorokan atau trakea, saluran makanan (kerongkongan/esofagus), dan pembuluh Darah arteri karotis dan vena jugularis.

“Setelah itu, gantung ternak yang telah mati pada kedua kaki belakangnya. Pada proses pemotongan, jangan memotong-motong daging sambil merokok, karena daging sangat peka terhadap bau, termasuk aroma tidak sedap asap rokok,” ujarnya tentang memilih hewan kurban

Ia pun menegaskan agar warga untuk tidak mencuci jeroan di sungai karena akan tercemar limbah sungai. Sehingga berbagai kuman-kuman penyakit seperti Escherichia coli dan Disentri dapat masuk.  

“Usahakan juga tidak meletakkan daging di permukaan tanah karena kuman tumbuh 10.000-100.000 kuman per menit,” ungkapnya. 

Terkait pendistribusian, agar memisahkan daging dengan jeroan.  Saat mendistribusikan daging hewan kurban disarankan menggunakan tas anyaman bambu.  

“Jika tidak ada, lebih baik menggunakan tas plastik bening,” katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya