15 Juni Diperingati sebagai Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN, Berikut Sejarahnya

ASEAN Dengue Day atau Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN menjadi momen yang selalu diperingati setiap tanggal 15 Juni dan mempunyai tujuan yang penting untuk diketahui.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 15 Jun 2023, 04:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2023, 04:00 WIB
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (DBD)
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (DBD). (Photo by FotoshopTofs on Pixabay)

Liputan6.com, Bandung - Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN atau dikenal juga sebagai ASEAN Dengue Day merupakan peringatan yang selalu diperingati pada 15 Juni setiap tahunnya. Peringatan ini untuk pengingat agar masyarakat dapat memerangi demam berdarah.

Peringatan ini dilakukan oleh para Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Pada 2023 ini, tema nasional dari peringatannya adalah "Wujudkan Indonesia Bebas Dengue".

Demam berdarah merupakan penyakit yang masih sering dialami oleh beberapa masyarakat Indonesia. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja terutama sering menjangkit pada usia anak-anak.

Mengutip dari situs resmi Perpustakaan Kemenkes RI, Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN atau ASEAN Dengue Day dipelopori oleh organisasi ASEAN. Peringatan ini ditetapkan sejak 15 Juni 2010.

Saat itu, peringatan ini digagas pertama kali dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-19 yang dilaksanakan di Hanoi, Vietnam. Indonesia pun menjadi pelopor peringatan tersebut pada 15 Juni 2011.

Deklarasi Jakarta melawan Demam Berdarah Dengue (DBD) pun akhirnya disepakati oleh 11 negara ASEAN dan untuk memperkuat kerjasama serta komitmen regional untuk upaya pengendalian DBD.

Tujuan Peringatan

Tentunya peringatan ini agar bisa meningkatkan kesadaran dari masyarakat mengenai bahaya penyakit demam berdarah dengue berkelanjutan.

World Health Organization (WHO) dalam laporannya menyampaikan bahwa sebagian besar negara Asia Tenggara merupakan endemik DBD. Laporan berjudul "WHO Global Strategy for dengue prevention and control 2012-2020".

Data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan dari 1 Januari hingga 27 April 2020 ditemukan 49.563 kasus DBD dengan penyebaran terbanyak yang terjadi di Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, Lampung, dan Jawa Timur.

Penyakit DBD juga masih sering terjadi tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga di negara-negara anggota ASEAN. Maka dari itu, peringatan ini pun dibuat dan disetujui sebagai pengingat agar masyarakat sadar mengenai penyakit DBD.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya