Rumah untuk Komunitas Adat Terpencil, dari Nomaden Kini Menetap

Suku Dayak Punan Basap yang sebelumnya hidup nomaden di hutan kini mulai menetap sejak dibangunkan rumah layak huni oleh pemerintah dan PT Berau Coal.

oleh Abdul Jalil diperbarui 18 Jun 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2023, 00:00 WIB
Rumah untuk Suku Rimba
Tiga unit rumah layak huni diberikan kepada Suku Dayak Punan Basap yang sebelumnya tinggal di hutan dan hidup nomaden. Pembangunan rumah ini berkat Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal.

Liputan6.com, Berau - Komunitas suku rimba di Pulau Kalimantan sebenarnya bukan mitos dan masih bisa ditemukan. Suku Dayak Punan Basap di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur misalnya, hingga saat ini masih hidup nomaden dan bergantung dengan hutan.

Namun seiring waktu, pola hidup mencari makanan di hutan mulai ditinggalkan. Luasnya hutan membuat hidup nomaden menjadi lebih sulit dan jauh dari pemukiman lainnya.

“Kami tentu memikirkan nasib generasi penerus kami jika tetap tinggal di hutan,” kata salah satu Tokoh Dayak Punan Basap, Arbain.

Komunitas Adat Terpencil (KAT), sebutan untuk komunitas nomaden ini, kini mulai disediakan pemukiman. Tidak ada paksaan sehingga mereka bisa memilih untuk tetap di hutan atau tinggal di pemukiman yang telah disediakan.

PT Berau Coal misalnya, sejak tahun 2018 melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) sudah membantu komunitas ini. Perusahaan tambang batu bara ini menjalankan program pembangunan rumah layak huni bagi warga Komunitas Adat Terpencil Pettung, Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur.

Arbain sendiri menyambut baik program tersebut. Dia mengaku sangat senang karena PT Berau Coal telah peduli dan melirik KAT Pettung yang mayoritas Suku Dayak Punan Basap dan sebelumnya tinggal nomaden di hutan.

“Kami sangat berterima kasih atas bantuan rumah untuk warga kami yang tidak mampu. Pastinya sangat bermanfaat bagi kami dan harapannya kerja sama yang baik dengan Berau Coal ini terus dapat berlanjut,” kata Arbain yang lebih dulu menetap dan kini jadi Ketua RT.

Arbain bercerita, masyarakat Dayak Punan Basap dulunya hidup nomaden di dalam hutan. Kini sudah memiliki pemukiman di wilayah Pettung, Kampung Merancang Ulu.

Arbain juga memikirkan bagaimana nasib generasi penerusnya jika tetap tinggal di hutan. Maka, pihaknya sangat menyambut baik uluran tangan dari PT Berau Coal yang ingin membangunkan rumah untuk mereka, meski dilakukan secara bertahap.

“Selain rumah, anak-anak kami juga telah dibantu didaftarkan sekolah. Ada sekitar 40 anak dan mereka sudah sekolah semua. Semoga bisa terus membawa perubahan dan meningkatkan kesejahteraan KAT Pettung,” harapnya.

Tahun ini, sebanyak 3 unit bangunan rumah layak huni kembali didirikan. Hingga kini telah berjumlah 11 unit.

Penyerahan 3 unit rumah baru ini secara resmi diserahkan oleh Bupati Berau Sri Juniarsih dengan pemotongan pita pada Kamis (15/6/2023).

Percepatan Kesejahteraan

Bupati Berau
Bupati Berau Sri Juniarsih saat melihat langsung rumah layak huni untuk Suku Dayak Punan Basap yang dibangun PT Berau Coal, Kamis (15/6/2023).

Bupati Berau Sri Juniarsih berharap pembangunan rumah bagi dapat memberikan manfaat dalam rangka percepatan kesejahteraan masyarakat. Program pembangunan rumah layak huni tersebut selaras dengan salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Berau dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yakni pemenuhan bangunan layak huni bagi masyarakat.

Diakuinya, hunian atau kebutuhan akan papan merupakan salah satu kebutuhan primer yang tidak dapat diabaikan pemenuhannya. Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, kebutuhan akan rumah tempat tinggal tentunya juga semakin meningkat.

“Saya menyambut baik langkah yang dilakukan oleh PT Berau Coal. Saya berharap, program ini dapat menginspirasi perusahaan lainnya untuk dapat melakukan hal serupa, baik yang beroperasi di lingkar tambang dan sektor-sektor lainnya, agar masyarakat kita lebih sejahtera,” kata Sri.

Di samping itu, dia berharap PT Berau Coal terus mendukung pemenuhan akses sarana pendidikan dan kesehatan. Pembangunan dan peningkatan dari sisi kualitas SDM juga perlu laksanakan, di samping melaksanakan pembangunan secara fisik dan infrastruktur.

Ia berpesan, kepada penerima rumah layak huni untuk menjaga dan merawat rumah tersebut dengan sebaik-baiknya. Menjaga kebersihan dan kerapiannya, termasuk unsur bangunan rumahnya.

“Ciptakanlah suasana tenang dan damai di dalam rumah saudara nanti. Kami semua mendoakan, semoga rumah-rumah ini akan menjadi berkah dan mendatangkan rezeki kepada para penerima,” harapnya.

Dukung Program Prioritas

Rumah layak huni untuk suku Rimba
Warga Suku Dayak Punan Basap yang sebelumnya hidup nomaden di dalam hutan menerima rumah yang dibangun untuk mereka dan hidup menetap.

General Manager Operation Support & Relations PT Berau Coal, Cahyo Andrianto menuturkan, sebagai mitra pemerintah pihaknya terus mendukung program-program prioritas dalam pembangunan nasional. Melalui program PPM, sejak awal PT Berau Coal telah membersamai beberapa masyarakat KAT yang berada di sekitar operasional perusahaan.

Salah satunya KAT Pettung merupakan bagian dari sejarah panjang dari kearifan lokal Kabupaten Berau, khususnya suku Dayak Punan Basap.

“Program-program PPM yang dijalankan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, aksesibilitas dan pelayanan sosial dasar bagi warga KAT,” kata Cahyo dalam sambutannya.

Adapun program pemberdayaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu pembangunan rumah layak huni untuk warga KAT Pettung. Sehingga, kebutuhan dasar berupa tempat tinggal yang layak dapat dirasakan oleh warga dan mendapatkan akses yang lebih dekat dengan fasilitas-fasilitas umum seperti pendidikan dan kesehatan.

Tentunya program ini merupakan upaya untuk meningkatkan taraf hidup warga KAT, agar pembinaan yang dilakukan dapat lebih efektif, terarah dan berkesinambungan.

“Pembangunan rumah layak huni ini telah berjalan sejak tahun 2018. Hingga saat ini telah terbangun sebanyak 11 unit rumah dengan spesifikasi rumah kayu tipe ukuran 50 dan nilai per unitnya kurang lebih Rp 180 juta, atau total keseluruhan Rp 1,9 miliar,” jelasnya.

“Program pembangunan rumah bagi KAT yang kami jalankan ini selaras dengan Program Pemprov Kaltum dalam penyediaan Rumah Layak Huni (RLH) yang dicanangkan oleh Gubernur Kaltim dan tentu mendukung kesejahteraan masyarakat Kabupaten Berau” imbuhnya.

Selain itu, PT Berau Coal juga mendukung warga KAT Pettung dalam penyediaan akses pelayanan sosial dasar masyarakat seperti sarana pendidikan dan kesehatan. Anak-anak yang berada di KAT Pettung juga dibantu agar bisa sekolah dengan membantu proses pendaftarannya, biaya sekolah, dan kelengkapan sekolah lainnya. Sehingga, anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi masa depan penerus bangsa.

“Di bidang kesehatan juga tidak ketinggalan, kami membantu akses masyarakat ke fasilitas kesehatan yang ada,” katanya.

Lanjutnya, untuk menunjang pangan warga KAT, hingga saat ini PT Berau Coal rutin mendukung penyediaan sembako sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat. Upaya-upaya ini tentu akan terus dikembangkan agar masyarakat pada akhirnya dapat menuju kemandirian secara bertahap.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Berau dan seluruh pihak terkait atas dukungan dan sinergi yang terjalin baik selama ini dengan PT Berau Coal dan seluruh mitra kerja. Sehingga, kami secara berkelanjutan dapat menjalankan program-program PPM dengan baik. Semoga sinergi baik ini dapat terus memberikan manfaat positif bagi seluruh masyarakat. Khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan daerah,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya