Lewat Webinar, Tunas Hijau Tolak Rencana Jepang Alirkan Limbah Nuklir ke Laut

Organisasi lingkungan hidup Tunas Hijau menggelar webinar sebagai penolakan terhadap keputusan Jepang untuk membuang air limbah nuklir Fukushima ke laut.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jun 2023, 14:57 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2023, 10:50 WIB
Rencana Kontroversial Jepang Lepas Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut
Sistem penghilangan multi-nuklida dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi milik Tokyo Electric Power Company (TEPCO) di Okuma, Prefektur Fukushima, Jepang, 20 Januari 2023. Ini adalah kombinasi dari air tanah, air hujan yang merembes ke daerah tersebut, dan air yang digunakan untuk pendinginan. (Philip FONG/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Rencana Jepang membuang limbah nuklir ke laut lepas menuai banyak pertentangan dari banyak pihak, begitu pula di Tanah Air Indonesia. Terdapat baliho yang bergambar pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima dengan bertuliskan "Tolak 1,25 Juta Ton Limbah Nuklir Fukushima" di DKI Jakarta. Baliho tersebut merupakan salah satu bukti penolakan terhadap keputusan pemerintah Jepang tersebut.

Organisasi lingkungan hidup Tunas Hijau melalui platform zoom dan Live Youtube Tunas Hijau ID menggelar webinar dengan tema "Lebih Dekat Dengan Teknologi Nuklir" pada Sabtu (17/6/2023).

Webinar ini diikuti sekitar 3.800 orang, yang diikuti guru-guru dan murid-murid dari berbagai sekolah dari segenap penjuru Nusantara. Webinar ini merupakan bentuk pengawalan terhadap penolakan keputusan Jepang untuk membuang air limbah nuklir Fukushima ke laut. 

Mantan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, Djarot S. Wisnubroto, Peneliti Senior Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Limbah Radioaktif Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sucipta, menjadi narasumber dalam webinar ini.  

Menurut Djarot dalam paparannya, bahwa limbah nuklir yang masih terkontaminasi tidak boleh dibuang ke laut. Sebab air limbah nuklir mengandung racun aktif yang berbahaya. 

Sementara itu Sucipta juga menjelaskan bahwa pihaknya menyayangkan sikap pemerintah Jepang karena tidak memperhatikan kesehatan masyarakat dan lingkungan.  

"Limbah radioaktif adalah limbah yang mengandung atau terkontaminasi radionuklida pada konsentrasi atau aktivitas lebih besar dari tingkat yang diizinkan oleh badan pengawas. Jika pemerintah melepaskan limbah nuklir harus menjamin kesehatan masyarakat, melindungi kualitas lingkungan hidup dan menjamin keselamatan dan kesehatan generasi mendatang. Namun, limbah nuklir Fukushima mengandung radioaktif tritium, cesium-137, dan carbon-14, jika radioaktif ini akan masuk ke dalam sistem rantai makanan, yang akhirnya akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh manusia yang mengkonsumsinya." lanjut Sucipta. 

Rencana Jepang membuang limbah nuklir Fukushima ke laut itu juga mendapat penolakan tegas dari kelompok murid sekolah menengah pertama.  

Salah satu murid dari SMPN 1 Plemahan, Surabaya, Jawa Timur, Reva menyampaikan kekhawatiran terhadap rencana Jepang itu. Dia menilai air limbah nuklir Fukushima mengandung bahaya radiasi, jika dilepaskan pasti akan mencemari laut.  

Perlu diketahui, pemerintah Jepang mulai melaksanakan uji coba peralatan untuk membuang air laut ke terowongan bahwa air yang dibangun untuk pelepasan air terkontaminasi nuklir ke laut dari PLTN Fukushima Daiichi yang dimulai pada Senin sore 5 Juni 2023 waktu setempat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya