Liputan6.com, Gorontalo - Sebagian besar tingkat pengangguran di Provinsi Gorontalo diakibatkan oleh banyaknya lulusan universitas yang tidak langsung mendapat pekerjaan. Belum lagi, lulusan SMA sederajat yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas.
Hal ini membuat tingkat pengangguran terus bertambah dari tahun ke tahun. Semenatara, lapangan kerja di tanah serambi Madinah saat ini sangat sedikit, tidak sebanding dengan jumlah lulusan setiap tahunnya.
Advertisement
Baca Juga
DPRD Provinsi Gorontalo pun menyoroti hal tersebut. Menurut mereka, jika pihak universitas seharusnya membekali mahasiswanya dengan kemampuan kerja. Mengingat, peluang atau lowongan kerja di sektor formal di Gorontalo sangat terbatas.
Anggota Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo, Yuriko Kamaru meminta pemerintah, termasuk perguruan tinggi agar membekali mahasiswa dengan kemampuan dasar masuk dunia kerja.
Yuriko menjelaskan, kemampuan dasar ini yang kerap luput dalam pembekalan mahasiswa, di luar dari kemampuan teknikal sesuai dengan jurusan kuliahnya. Sebagai contoh, kemampuan dalam berperilaku untuk memanfaatkan skill yang dimiliki.
"Mahasiswa itu siap dilatih, bukan siap kerja. Persepsi itulah yang seharusnya kita bangun bersama. Jadi tidak heran banyak pengangguran, karena memang orientasinya ketika mereka lulus sudah langsung dapat pekerjaan.," kata Yuriko kepada Liputan6.com.
Menurut Yuriko, minimnya pembukaan lapangan kerja di sektor formal itu, harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan khusus para mahasiswa. Di sisi lain, mahasiswa yang akan lulus pun diharapkan bisa menyasar ke sektor-sektor yang lebih luas.
Dicontohkan seperti sektor UMKM sebagai penggerak ekonomi nasional. Sektor ini punya peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak ketimbang sektor formal.
"inilah yang sering diabaikan, padahal jadi pengusaha itu lebih untung ketimbang jadi pekerja formal. salah satunya mereka bisa membuka lapangan kerja baru," ungkapnya.
Menurutnya, perkembangan teknologi informasi saat ini sangat menunjang para pelaku UMKM. Apa salahnya mahasiswa, setelah mereka lulus jadi pengusaha muda.
"Pola pikir di Sekolah dan di Universitas yang harus dirubah. Agar mahasiswa setelah lulus tidak berharap jadi ASN dan pekerjaan formal lainnya," tuturnya.
Tercatat hingga Februari 2023, tingkat pengangguran di Gorontalo mencapai 19.742. Sementara banyak sekolah dan Universitas setiap tahun terus mencetak sarjana muda yang belum tentu langsung mendapat pekerjaan.