Bank Indonesia Soroti Komoditas Susu Balita dan Deterjen Penyokong Deflasi Sumsel

Komoditas susuk bubuk balita dan deterjen mengalami penurunan dan menjadi penyumbang deflasi di Sumsel.

oleh Nefri Inge diperbarui 09 Agu 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2023, 19:00 WIB
Kebiasaan Buruk Membuka Tutup Penyimpanan Susu
Ilustrasi Susu Bubuk Credit: unsplash.com/Lucy

Liputan6.com, Palembang - Memasuki tahun 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) mendata terjadi kenaikan dan penurunan serapan barang dagang di masyarakat.

Terdapat beberapa komoditas yang menjadi penyumbang inflasi year on year (yoy) di periode Juni 2023. Seperti daging ayam ras (0,078 persen), cabai merah (0,072 persen), angkutan udara (0.038 persen), tomat (0,025 persen) dan bawang putih (0,024 persen).

Namun ada juga komoditas yang mengalami deflasi atau penurunan serapan di pasaran. Yakni jeruk (-0,017 persen), ikan patin (-0,011 persen), bawang merah (-0,009 persen), sabun deterjen bubuk/cair (-0,009 persen) dan susu bubuk untuk balita (-0,007 persen).

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumsel Ricky Perdana Ghozali berujar, ada tren yang cukup unik sebagai penyumbang deflasi di Sumsel, yakni penurunan konsumsi susu bubuk untuk balita dan deterjen.

Padahal susu bubuk balita dan deterjen adalah komoditas yang menjadi barang primer yang dikonsumsi masyarakat di semua kalangan.

“Teorinya, ada demand dan supply. Ketika demand turun, supply akan naik, begitu juga sebaliknya,” ucapnya saat menggelar Bincang Bareng Media di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, Selasa (8/8/2023).

Penurunan konsumsi kedua komoditas itu kemungkinan terjadi, karena banyak merek dan varian yang dijual di pasaran, sedangkan beberapa tahun lalu variannya masih sedikit.

Penurunan serapan komoditas tersebut diperkirakan tak akan terjadi jangka panjang. Namun jika terjadi terus menerus, Bank Indonesia akan menyoroti tren tersebut secara serius.

Untuk meningkatkan inflasi di Sumsel, Bank Indonesia akan mengadakan Pekan QRIS Nasional yang akan digelar tanggal 14-20 Agustus 2023 di Palembang Indah Mal (PIM).

Diakuinya, penggunaan QRIS masih membutuhkan sosialisasi dan edukasi hingga menjangkau masyarakat bawah.

Pekan QRIS Nasional

Lewat QRIS, BRI Bangun Ekosistem Cashless Payment di Destinasi Wisata Super Prioritas 
Ilustrasi menggunakan QRIS.

Penggunaan QRIS juga akan menekan angka kriminalitas, karena menurunnya transaksi tunai, yang berpotensi menjadi target pelaku kriminal.

“Pengguna QRIS tidak akan jadi target copet saat bertransaksi. Tapi tetap harus berhati-hati memakai transaksi online, baik QRIS, mbanking, kartu kredit dan lainnya. Harus diyakini nomor rekening yang dituju memang benar,” katanya.

Bank Indonesia akan menargetkan 13,5 juta volume transaksi di Pekan QRIS Nasional dan pasca-acara tersebut. Bahkan saat ini, sudah bertambah sekitar 500 ribu pengguna QRIS yang baru.

Mereka juga akan menyosialisasi Kartu Kredit Indonesia (KKI), pameran sistem pembayaran, lomba-lomba dan bazar yang akan diikuti oleh para pelaku usaha di Sumsel.

Pembayaran Lintas Negara

Bank Indonesia Soroti Komoditas Susu Balita dan Deterjen Penyokong Deflasi Sumsel
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumsel Ricky Perdana Ghozali (Liputan6.com / Nefri Inge)

Ricky juga menjelaskan tentang program peningkatan pembayaran lintas negara atau Cross Border Payment (CBP) di beberapa negara di dunia, yang menjadi target peningkatan penggunaan QRIS oleh masyarakat Indonesia.

CBP dilakukan berdasarkan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan transaksi antarnegara, dengan negara-negara yang sudah bekerjasama.

Beberapa negara di Asia sudah bisa menggunakan QRIS CBP, seperti Malaysia dan Thailand. Untuk Singapura sendiri, kerjasama ditargetkan akan rampung di akhir 2023 mendatang.

“Kita sedang mengupayakan kerjasama dengan Pemerintah Arab Saudi. Jadi nanti, tidak perlu lagi bawa uang riyal ke sana saat ibadah umrah atau haji, cukup tap QRIS saja. Semoga bisa cepat rampung,” ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya