Waspada ISPA di Tengah Kualitas Udara Buruk, Ini Gejala dan Pencegahannya

Meski belum ada peningkatan yang signifikan pada kasus ISPA, tetapi masyarakat perlu waspada.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 16 Agu 2023, 04:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2023, 04:00 WIB
Penyakit ISPA
Penyakit ISPA (sumber: iStock)

Liputan6.com, Yogyakarta - Belakangan ini, tingkat kualitas udara di Jakarta sedang buruk. Salah satu imbas yang bisa muncul dari buruknya kualitas udara tersebut adalah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Laman IQAir mencatat indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 156 AQI US (tidak sehat), pada Selasa (15/8/2023) pukul 11.00 WIB. Ukuran polutan utamanya PM2.5 dengan konsentrasi 64.7µg/m³.

Dalam keterangan situs IQAir dijelaskan, konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 12.9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. Meski belum ada peningkatan yang signifikan pada kasus ISPA, tetapi masyarakat perlu waspada.

Mengutip dari berbagai sumber, ISPA merupakan infeksi yang menyerang saluran pernapasan, baik saluran atas maupun bawah. ISPA bisa berupa flu biasa, influenza, sinus, hingga radang tenggorokan.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat menimbulkan berbagai gejala, sehingga cara pasti untuk mendiagnosisnya adalah dengan memeriksakan diri ke dokter. ISPA dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti batuk, demam, nyeri kepala, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan atau nyeri telan, timbulnya gejala sinusitis, kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan warna kulit menjadi kebiruan, serta kesulitan bernafas.

ISPA dapat dicegah dengan beberapa cara. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan sering mencuci tangan dengan bersih, terlebih setelah beraktivitas di tempat umum.

Cara lainnya adalah dengan menghindari kebiasaan merokok dan meminimalisasi sentuhan tangan pada wajah (terutama mulut dan hidung). Selain itu, mengonsumsi makanan yang mengandung serat, mengonsumsi vitamin untuk menambah kekebalan tubuh, dan berolahraga secara teratur minimal 150 menit per minggu (untuk olahraga ringan) juga dapat membantu mencegah ISPA.

Jika berbagai gejala ISPA sudah muncul, maka perlu dilakukan pengobatan. Beberapa penanganan yang biasa dilakukan pada pasien pengidap ISPA, di antaranya dengan mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri pada tubuh, mengonsumsi obat batuk, dan mengonsumsi obat untuk peradangan atau pembengkakan saluran pernapasan.

Selain itu, yang tak kalah penting adalah istirahat yang cukup dan memperbanyak minum air putih. Selain air putih, pengobatan ISPA juga bisa dilakukan dengan meminum lemon hangat atau madu untuk meredakan batuk.

Untuk melancarkan pernapasan, pengidap ISPA sebaiknya tidur dengan posisi kepala lebih tinggi. Cara-cara ini cukup efisien untuk menangani ISPA ringan. Namun, apabila gejala yang dirasakan tidak kunjung membaik bahkan setelah ditangani dengan obat-obatan, maka sebaiknya segera berkunjung ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya