Dianggap 'Berhala-isme', Proyek Pembangunan Patung Soekarno di Saparua Bandung Ditolak Sejumlah Kelompok

Sejumlah kelompok menganggap bahwa pembangunan patung dekat dengan kemusyrikan dan perbuatan "berhala-isme".

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 07 Sep 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2023, 10:00 WIB
HUT ke-74 RI, Patung Soekarno-Hatta Dikonservasi
Pekerja Pusat Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta mengonservasi patung Soekarno di Taman Proklamasi, Jakarta, Kamis (8/8/2019). Konservasi dua patung proklamator dan Tugu Proklamasi dalam rangka menyambut HUT ke-74 RI. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Bandung - Proyek pembangunan patung Soekarno (Bung Karno) di GOR Saparua Kota Bandung ditolak sejumlah kelompok. Penolakan itu semisal disuarakan mereka yang menamakan diri sebagai Gerak atau Gerakan Rakyat Anti-Komunis Jawa Barat.

Mereka mempertanyakan urgensi pembangunan patung setinggi 22,3 meter yang disebut akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 15 miliar itu. Pembangunan patung juga dianggap dekat dengan kemusyrikan dan perbuatan "berhala-isme".

"Rencananya akan diresmikan pada Desember oleh Megawati. Penolakan demi penolakan terus bermunculan dari berbagai elemen masyarakat Jawa Barat. Namun, Gubernur Ridwan Kamil tidak bergeming. Jangankan membatalkan, merespon saja tidak," aku Ketua Gerak Jabar, Ust. Ronul Balad, dalam keterangan tertulis dikutip Liputan6.com, 6 September 2023.

Gerakan Rakyat Anti Komunis Jawa Barat menegaskan enam butir pernyataan sikap terkait proyek patung Bung Karno tersebut.

1. Menolak pembanguan patung Bung Karno yang akan dibangun di GOR Saparua Kota Bandung karena lokasi tersebut adalah aset dan milik masyarakat Jawa Barat. Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat tanpa minta izin ke DPRD Jawa Barat sebagai perwakilan masyarakat Jawa Barat.

2. Meminta DPRD Jawa Barat, inspektorat dan pihak terkait agar segera membentuk pansus dan sejenisnya untuk mengusut tuntas terhadap dugaan pelanggaran penggunaan aset Pemprov Jawa Barat yang telah dilakukan oleh Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat yakni di GOR Saparua Kota Bandung untuk Pembangunan patung Bung Karno dengan melakukan kerjasama dengan pihak swasta yakni Yayasan PNI.

3. Meminta kepada Ridwan Kamil untuk membatalkan kerjasama antar Pemprov Jabar dengan Yayasan PNI dalam membangun Patung Bung Karno karena berpotensi terjadi penyalahgunaan wewenang dan kebijakan terkait penggunaan asset Pemprov Jabar.

4. Meminta kepada Mendagri dan Presiden Jokowi untuk menegur Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat karena diduga kebijakannya keliru dengan mengizinkan pembangunan Patung Bung Karno di aset milik Pemprov Jabar dan berpotensi menimbulkan konflik horizontal yang akan terjadi di tengah-tengah masyarakat Jawa Barat.

5. Meminta kepada Ridwan Kamil untuk bertaubat karena pembangunan patung dapat mengundang minimal 2 dosa penguasa yang mengundang laknat Allah SWT yaitu melakukan kemaksiatan dan kemusyrikan dan berpotensi memutus hubungan silaturahmi dan perpecahan di masyarakat sesuai dengan rujukan dalam Qur'an Surat Muhammad ayat 22-23.

6. Mengajak kepada masyarakat Jawa Barat dan kaum muslimin untuk menjauhi perbuatan yang dapat mengundang laknat Allah di antaranya kemusyrikan dan perbuatan berhala-isme.

Selain Gerak Jabar, suara penolakan proyek patung Bung Karno juga disampaikan oleh kelompok massa dari berbagai elemen yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Islam (API) Jawa Barat.

Mereka diketahui sempat menggelar demonstrasi penolakan di depan Gedung Sate Bandung, Selasa kemarin, 5 September 2023.

Lewat aksinya, API Jawa Barat menilai bahwa Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat Periode 2018-2023 cocok mendapatkan rapor merah.

Ridwan Kamil dianggap tidak memenuhi tuntutan para ulama, tokoh masyarakat, akademisi, juga aktivis, karena hingga kini tidak membatalkan pembangunan patung Soekarno. Pembangunan patung diklaim tidak sejalan dengan nilai ajaran Islam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rencana Plaza Soekarno

Sebelumnya, peletakan batu pertama pembangunan Monumen Plaza Soekarno itu dikukan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bersama perwakilan keluarga Bung Karno, Hasto Kristiyanto di area GOR Saparua, Kota Bandung, Rabu 28 Juni 2023 lalu.

Monumen Plaza Soekarno itu disebut akan menjadi patung tertinggi se-Indonesia, yaitu 22,3 meter. Pembangunannya akan berjalan selama 3-4 bulan.

Saat itu, Ridwan Kamil menyebut, pembangunan Monumen Plaza Soekarno pembiayaannya datang dari swadaya masyarakat (non APBD dan APBN). Monumen ini juga diklaim hasil aspirasi masyarakat dan telah dilakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama sejarawan, budayawan Sunda, seniman pematung, dan aktivis kebangsaan.

"Alhamdulillah di hari ini kita memulai pengerjaan Monumen Plaza Soekarno atau Bung Karno yang datang dari aspirasi masyarakat sehingga pembiayaannya datang dari masyarakat. Total pembiayaannya Rp 15 miliar hasil gotong royong masyarakat pengusaha yang mencintai Bung Karno," kata Ridwan Kamil dikutip dari siaran pers Pemprov Jabar.

"Mudahan-mudahan dalam tiga sampai empat bulan akan selesai. Hari ini diwakili oleh Pak Hasto mungkin di saat peresmian, keluarga datang langsung Ibu Megawati bisa berkenan hadir," imbuhnya.

Area GOR Saparua dipilih karena berada di kawasan Nusantara. Menurut Ridwan Kamil, area GOR Saparua dikelilingi oleh nama jalan yang mewakili pulau di Indonesia.

"Mengapa tempatnya di sini (area GOR Saparua) karena ini kawasan Nusantara-nya Jawa Barat. Di kawasan ini dikelilingi oleh Jalan Kalimantan, Jalan Bali, Jalan Sumatra, Jalan Jawa, dan lain-lain serta Jalan Merdeka sehingga posisinya pas," ucap Kang Emil.

Ridwan Kamil berharap Monumen Plaza Soekarno bisa menstimulus anak-anak muda di Jabar untuk mempunyai mimpi yang sama seperti sosok Bung Karno, juga harus memiliki kepribadian tolong-menolong sehingga mimpi Indonesia Emas di 2045 bisa digapai.

"Pesan utamanya adalah agar generasi muda bisa menghormati sosok Bung Karno, tapi juga memahami pesan-pesannya untuk bermimpi besar dan menjaga gotong royong, menjaga ketrisaktian, berdaulat dalam politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan sehingga menuju 2045 kita bisa menjadi bangsa yang besar, adidaya sesuai dengan perjuangan luar biasa dari para pendiri bangsa, khususnya Bung Karno," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya