Mengeksplor Jejak Sejarah di Kawasan Gladak Solo, Lekat dengan Perburuan Hewan Masa Lampau

Berpindah dari Kartasura setelah peristiwa Geger Pecinan pada 1745, membuat kawasan ini memulai babak baru dalam sejarah.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Sep 2023, 03:00 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2023, 03:00 WIB
Solo Menari
Wali Kota FX Hadi Rudyatmo ikut menari Gambyong seusai pembukaan acara Solo Menari di kawasan Gladak, Solo, Jawa Tengah, Minggu (29/4/2018). (Foto: Solopos/Ika Yuniati)

Liputan6.com, Solo - Kota Solo menyimpan berbagai jejak sejarah yang menarik, salah satunya ada di Kawasan Gladak. Kawasan ini kini menjadi pusat gemerlap kota Solo.

Mengutip dari surakarta.go.id, jejak keberadaan Kawasan Gladak Solo bisa ditelusuri sejak zaman pemerintahan Pakubuwono II di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kala itu, Kerajaan Mataram Islam sedang dalam fase transisi.

Berpindah dari Kartasura setelah peristiwa Geger Pecinan pada 1745, membuat kawasan ini memulai babak baru dalam sejarah. Kawasan Gladak lekat dengan tradisi perburuan hewan yang dilakukan Raja Keraton Solo pada masa itu.

Hewan-hewan hasil buruan diandalkan sebagai pemenuh berbagai kebutuhan. Karena hal ini pula, sebuah tempat bernama Krapyak di belakang Kantor Pos Solo digunakan sebagai tempat penjagaan. Tempat tersebut kini merupakan wilayah Kelurahan Kampung Baru, Pasar Kliwon.

Terdapat beragam binatang hasil buruan, seperti menjangan, sapi, banteng, serigala, hingga babi hutan. Ketika momentum istimewa tiba, terutama saat perhelatan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, hewan-hewan dari Krapyak pun menjadi pusat perhatian.

Mereka diambil dan disajikan untuk acara istimewa. Sajian itu menjadi hidangan istimewa dalam festivital istana hingga dibagikan kepada rakyat. Tak hanya mencerminkan kemakmuran kerajaan, tradisi ini juga menjadi wujud kedekatan raja dan rakyatnya.

Seiring berjalannya waktu, terdapat catatan sejarah yang mengaitkan Krapyak dengan kawasan yang sekarang dikenal sebagai Gladak di Solo. Konon, hewan-hewan dari Krapyak dibawa menuju Gladak dengan cara mengikatnya menggunakan tali.

Hewan-hewan tersebut diseret paksa atau digladak dari kandangnya di Krapyak menuju keraton. Proses ini menjadi asal-usul nama Gladak yang melekat pada kawasan ini.

Melangkah lebih dalam, kini Kawasan Gladak dihiasi dengan gedung-gedung, baik gedung modern maupun gedung yang memiliki nilai sejarah tinggi. Kawasan ini berisi kemegahan perkotaan sekaligus memiliki sisi sejarah yang dalam. Kawasan Gladak menjadi salah satu dari sekian banyak bukti fisik yang menjembatani masa lalu dan masa kini.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya