Sosok Fredy Pratama Jadi Buruan Timsus Bareskrim Polri, Disebut Escobar Indonesia

Sosok Fredy Pratama saat ini masih menjadi buruan tim khusus Bareskrim Polri karena dikenal sebagai gembong narkoba internasional.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 13 Sep 2023, 12:13 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2023, 12:10 WIB
TPPU Fredy Pratama
Bareskrim Polri mengungkap peredaran gelap narkoba dan tindak pidana pencucian uang jaringan Fredy Pratama selaam periode 2020-2023 dengan aset senilai Rp10,5 triliun di Lapangan Bhayangkara Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Bandung - Tim satuan tugas khusus yang dibentuk oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri terus memburu sosok gembong narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama. Pemburuan ini dijuluki dengan sandi operasi "Escobar Indonesia".

Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Wahyu Widada mengungkapkan kepada wartawan tim khusus ini dibentuk sejak Mei 2023. Tim ini juga telah melakukan pengungkapan dan penangkapan sekitar 39 orang tersangka.

"Polri telah memburu jaringan Fredy Pratama ini sejak 2020 sampai 2023. Total ada 408 laporan polisi yang diungkap dengan jumlah tersangka sebanyak 884 orang. Sedangkan 39 tersangka yang ditangkap dalam operasi Escobar Indonesia dimulai dari periode Mei 2023," ujarnya mengutip Antara, pada Rabu (13/9/2023).

Diketahui, tim khusus ini beranggotakan dari penyidik Direktorat Tindak Pidana Narkoba dari tingkat Bareskrim hingga polda jajaran yang wilayahnya terdapat jaringan Ferdy. Di antaranya adalah Polda Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Polda Metro Jaya, Lampung, dan Bali,

Para tersangka yang terlibat jaringan ini akan dijerat dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Pihak kepolisian juga berhasil menyita barang bukti kejahatan narkoba.

Penyidik berhasil menyita aset para tersangka yang terjaring Fredy Pratama yang jika dikonversikan nilai seluruhnya mencapai Rp10,5 triliun. Adapun pengungkapan jaringan narkoba internasional Fredy Pratama ini juga dilakukan melalui kerja sama.

Kerja sama tersebut dilakukan antara Polri dengan Kepolisian Kerajaan Thailand, Kepolisian Kerajaan Malaysia, dan turut didukung oleh DEA Amerika Serikat. Sehingga perburuan Fredy Pratama akan terus dilakukan oleh Polri dan mitra Polri.

"Apakah nanti ke depan masih ada pengungkapan lain, kita liat. Apakah ini akan ditambah lagi? Apakah sindikat hanya satu? Ya kami masih belum pastikan, kami terus kejar, terus mengejar sindikat-sindikat lain yang sekiranya masih ada di Indonesia," kata Wahyu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Siapa Fredy Pratama?

Bareskrim Polri membongkar sindikat narkoba internasional kelas kakap jaringan Fredy Pratama.
Bareskrim Polri membongkar sindikat narkoba internasional kelas kakap jaringan Fredy Pratama. (Liputan6.com/ Nanda Perdana Putra)

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Mukti Juharsa menyampaikan, sosok Fredy Pratama merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Dia berasal Kalimantan Selatan yang mengendalikan narkoba dari Thailand ke Indonesia.

Sosok Fredy Pratama sudah ditetapkan menjadi buronan sejak 2014. Mukti menduga Fredy Pratama bisa jadi melakukan operasi plastik. Terutama dengan tujuan untuk menghindari buruannya dari polisi saat ini.

"Ya ada kemungkinan dia mengubah wajahnya. Ya mau operasi plastik, kami tidak tahu, dia mengubah identitasnya," ucapnya.

Saat ini, tim khusus Escobar Indonesia telah menangkap 39 orang dari jaringan Fredy Pratama. Peran para tersangka di antaranya seperti pasukan wilayah barat hingga wilayah timur terutama untuk menyebarkan sabu-sabu dan ekstasi.

Para tersangka juga diketahui membuat dokumen-dokumen palsu mulai dari KTP hingga rekening. Serta mempunyai peran lain mulai dari penjual, penampung, hingga pengendalian keuangan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya