Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap di Jawa Timur, Xurya Mendorong Pelaku Industri Go Green

Dengan menggunakan PLTS Atap, perusahaan dapat menghemat total tagihan listrik.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Sep 2023, 22:58 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2023, 20:08 WIB
Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) yang ke-6. (Liputan6.com/ ist)
Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) yang ke-6. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Xurya, perusahaan yang berfokus pada energi baru dan terbarukan serta memimpin metode pembiayaan PLTS Atap tanpa biaya awal, kembali memberikan dukungan untuk memperingati deklarasi Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) yang ke-6.

Kali ini, perayaan GNSSA dilakukan dengan cara yang berbeda, Xurya memilih Jawa Timur sebagai lokasi penyelenggaraan, tepatnya di Hotel Novotel Samator, Surabaya, pada Jumat (15/9/2023).

GNSSA adalah gerakan yang dideklarasikan pada 13 September 2017 oleh dua kementerian, berbagai asosiasi energi terbarukan, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Institute of Essential Services Reform (IESR).

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) sekaligus salah satu Deklarator GNSSA, Fabby Tumiwa menyampaikan gerakan ini bertujuan untuk mendukung Kebijakan Energi Nasional, yaitu mencapai target penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.

Caranya adalah dengan mendorong dan mempercepat pembangunan pembangkit listrik tenaga surya atap di perumahan, fasilitas umum, gedung perkantoran dan pemerintahan, bangunan komersial, dan kompleks industri.

"Sejak dideklarasikan hingga saat ini, lebih dari 50 badan usaha di Indonesia telah mendukung gerakan ini," ujarnya.

Menrutnya ide dan target GNSSA didasarkan pada mencapai 23 persen bauran energi terbarukan pada 2025, dengan kontribusi target 6,5 GW dari PLTS. PLTS Atap, yang belum menjadi sumber energi utama, harus dapat berkontribusi. Karena diperlukan pertumbuhan besar, kami mendukung gerakan ini.

"Dengan demikian, target 1 GW pada tahun 2020 dapat tercapai melalui partisipasi masyarakat yang memasang PLTS Atap di atap rumah, kantor, dan industri," jelasnya.

Selain itu, gerakan ini juga menciptakan peluang usaha dan kesempatan investasi di bidang energi terbarukan. Kami berharap dapat terus mendukung gerakan ini untuk mendukung transisi energi di Indonesia dan membuat PLTS menjadi kontributor utama dalam upaya percepatan transisi energi.

Hingga Juli 2023, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Indonesia meningkat signifikan menjadi 26 persen, dari 5.926 pelanggan pada Juli 2022 menjadi 7.472 pelanggan per Juli 2023.

"Permintaan yang semakin meningkat akan produk hijau mendorong sektor komersial dan industri untuk beralih ke energi terbarukan, termasuk PLTS Atap," katanya.

 

 

Permintaan PLTS Atap

Sementara Managing Director Xurya mengatakan permintaan instalasi PLTS Atap saat ini meningkat pesat, terutama di sektor komersial dan industri. Hal ini berdampak positif pada kinerja bisnis Xurya. Kenaikan permintaan PLTS Atap tidak hanya disebabkan oleh faktor lingkungan, tetapi juga oleh pertimbangan ekonomi.

"Dengan menggunakan PLTS Atap, perusahaan dapat menghemat total tagihan listrik. Selain itu, PLTS Atap juga merupakan solusi yang tepat bagi perusahaan yang ingin menerapkan kebijakan berkelanjutan," sebutnya.

Direktur PT Samator Indo Gas Tbk, Imelda M. Harsono menyebut penggunaan energi terbarukan membantu perusahaan mengurangi emisi karbon dan berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Sebagai salah satu perusahaan gas industri terbesar di Indonesia, kehadiran PLTS Atap merupakan tindakan konkret dan positif dalam mewujudkan komitmen kami sebagai perusahaan berkelanjutan.

"Kami berharap banyak perusahaan lain yang terinspirasi dan mulai menggunakan PLTS Atap sebagai sumber energi untuk operasional mereka," kata dia.

Selain itu, beberapa perusahaan juga mendapatkan apresiasi dari Xurya atas komitmen mereka dalam menggunakan energi terbarukan dan berperan dalam mengurangi emisi karbon.

Beberapa perusahaan yang menerima apresiasi tersebut antara lain PT Uni-Charm Indonesia Tbk, PT Platinum Ceramics Industri, PT Arwana Citramulia Tbk, PT Sariguna Primatirta Tbk, PT Avia Avian Tbk, PT Kobin Keramik Industri, PT Kobin Keramik Industri, Rumah Sakit Islam Jemursari, PT Hakiki Donarta, PT Atlantic Biruraya, Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), PT Voda Indonesia, dan PT Mitra Mulia Makmur.

Hingga saat ini, Xurya telah melaksanakan lebih dari 100 proyek PLTS Atap yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Medan, Palembang, Lampung, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Makassar. Proyek-proyek PLTS Atap Xurya diperkirakan mampu memproduksi lebih dari 150 juta kWh energi bersih dan mengurangi lebih dari 134 juta kg gas CO2.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya