Perjuangan Mewujudkan Layanan Kesehatan untuk Warga di Lokasi Perlintasan Kelompok Bersenjata Papua

Rumah sakit Waa-banti Tembagapura dibangun di bekas lokasi puskesmas yang dibakar oleh kelompok kriminal bersenjata, bersama sekolah yang berada di sebelahnya pada 2020.

oleh Katharina Janur diperbarui 18 Sep 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2023, 19:00 WIB
Rumah sakit Waa Banti Tembagapura, Mimika
Penampakan Rumah sakit Waa-Banti di Tembagapura, Kabupaten Mimika Papua Tengah. (Liputan6.com/Katharina Janur/PTFI)

Liputan6.com, Jayapura - Fasilitas kesehatan (faskes) menjadi sarana vital untuk masyarakat yang mendiami tanah Papua, terlebih mereka yang berada di pelosok kampung. 

Bukan saja sulitnya medan yang harus dilalui untuk mencapai faskes, tetapi kerap kali tenaga kesehatan yang bertugas tak berada di tempat, salah satunya karena faktor keamanan di daerah itu. Padahal layanan kesehatan juga menjadi bagian penting untuk percepatan pembangunan kesejahteraan masyarakat Papua.

PT Freeport Indonesia (PTFI) yang beroperasi di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah mengambil peran dalam percepatan pembangunan kesejahteraan masyarakat dengan terus berkolaborasi bersama pemerintah Kabupaten Mimika dalam menyediakan faskes khususnya bagi masyarakat yang mendiami areal tambang. 

Rumah Sakit Waa-Banti menjadi rumah sakit terlengkap di dataran tinggi areal PTFI. Rumah sakit ini diresmikan oleh Bupati Mimika, Eltinus Omaleng pada 15 September 2023.  Rumah Sakit Umum Daerah Pratama tersebut terletak di Kampung Waa-Banti yang berada di Distrik Tembagapura, Mimika.

Eltinus menyebutkan pemulihan dan pembangunan di daerah ini menjadi pendorong utama kolaborasi antara Pemkab Mimika dan PTFI dalam pelayanan kepada masyarakat. 

"Rumah sakit Waa-Banti merupakan perjuangan dalam membangun fasilitas kesehatan yang memadai. Lokasi ini adalah bekas faskes yang dulu dibakar oleh kelompok bersenjata, bersama sekolah yang berada di sebelahnya. Saya sedih, kenapa kelompok ini (kelompok bersenjata) mengganggu sekolah, rumah sakit?" kata Eltinus.

Sebelumnya, pada awal Maret 2020, Kampung Banti 1, Banti 2, Opitawak ditinggal oleh ribuan warga setempat, dikarenakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) memasuki Kampung Banti dan sekitarnya, hingga terjadinya kontak tembak antara KKB dan TNI Polri hingga berhari-hari. Warga ketakutan dan meninggalkan kampungnya dengan mencari lokasi yang lebih aman, di antaranya ke Tembagapura hingga Kota Timika, ibu kota Kabupaten Mimika. 

Sepuluh bulan lamanya, masyarakat Kampung Banti dan sekitarnya meninggalkan rumahnya, hingga pada awal Januari 2021, masyarakat mulai kembali ke kampungnya dengan jaminan keamanan dari pemerintah setempat dan TNI Polri. Mulai dari situ, Kampung Banti dan sekitarnya mulai berbenah, hingga pada akhirnya Pemda Mimika bersama dengan PTFI menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai, untuk memudahkan masyarakat Banti dan sekitarnya tak lagi berobat jauh hingga ke Kota Timika.

Kolaborasi Bersama

Rumah sakit Waa Banti Tembagapura, Mimika
Penandatanganan prasasti peresmian RS Waa Banti Tembagapura oleh Bupati Mimika, Eltinus Omaleng. (Liputan6.com/Katharina Janur/PTFI)

Rumah Sakit Umum Daerah Pratama di Kampung Waa-Banti mulai dibangun pada pertengahan 2022 dengan sumber anggaran dari Alokasi Khusus (DAK) 2022, dengan nilai Rp66 miliar ditambah dengan dana kemitraan PTFI.

Dalam pembangunannya, PTFI menyediakan transportasi untuk mobilisasi material bangunan yang hendak dibawa ke Waa-Banti maupun penyediaan Franna Crane 25 ton, lalu memberikan dukungan fasilitas listrik dan air bersih. PTFI juga berkomitmen menyediakan 1 unit ambulans untuk menunjang kelancaran pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berada di zona merah daerah rawan keamanan tersebut.

Untuk mendukung pembangunan rumah sakit, Pemkab Mimika dan PTFI telah berkomunikasi dengan para tokoh masyarakat, adat dan agama serta kepala suku di Kampung Banti 1, Banti 2, Opitawak, dan Kimbeli.

Rumah Sakit Waa-Banti memiliki peran strategis dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Desa Banti I, Banti II, Opitawak, dan beberapa kampung sekitar. 

Bupati Mimika, Eltinus Omaleng berterima kasih dengan kolaborasi semua pihak dalam pencapaian pembangunan Rumah sakit Waa-Banti.

"Rumah Sakit Waa-Banti memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih baik. Akhirnya masyarakat Banti dan sekitarnya tidak perlu lagi mencari pengobatan yang jauh di Timika. Cukup berobat di rumah sakit ini. Saya minta, masyarakat menjaga rumah sakit ini dengan baik, termasuk menjaga (memberi keamanan) tenaga kesehatannya dan perangkatnya," kata Omaleng. 

Kepala Distrik Tembagapura, Thobias Jawame menyebutkan dengan beroperasinya Rumah sakit Waa-Banti memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan. "Mulai hari ini, masyarakat tra (tidak) perlu lagi berjalan jauh di Kota Timika untuk mendapatkan pengobatan," katanya.

Atas nama masyarakat di Kampung Banti dan sekitarnya, pihaknya berkomitmen menjaga kelangsungan operasional rumah sakit. "Kampung Banti dan sekitarnya sudah aman dan kami harap pembangunan terus berjalan di daerah ini (Banti)," ujarnya.

Dukungan Freeport

Pelayanan kesehatan oleh Freeport Indonesia
Salah satu pelayanan kesehatan anak pada fasilitas kesehatan yang dibangun oleh PTFI. (Liputan6.com/Katharina Janur/PTFI)

Senior Vice President Sustainable Development PTFI, Nathan Kum menjelaskan program kesehatan masyarakat menjadi prioritas perusahaan sebagai bentuk kontribusi sosial. 

Hal ini menjadi bagian komitmen Freeport dalam memberi manfaat untuk masyarakat di sekitar daerah operasi tambang.

"Perusahaan (PTFI) memiliki tekad kuat dalam memastikan masyarakat di sekitar wilayah operasi PTFI memiliki akses ke pelayanan kesehatan. Rumah sakit Waa-Banti adalah bagian besar dari komitmen ini," ujar Nathan.

Dengan diresmikannya Rumah sakit Waa-Banti menandai langkah penting dalam memulai babak baru dukungan berkelanjutan dari PTFI terhadap layanan kesehatan yang modern dan lebih baik yang bisa dinikmati warga Kampung Banti dan sekitarnya. 

Nathan bilang, sejak awal pembangunan Rumah Sakit Waa-Banti, PTFI memberikan kontribusi bermanfaat, mulai dari membantu pembersihan lahan lokasi pembangunan rumah sakit, dukungan transportasi untuk pergerakan material bangunan dan tenaga kerja, penyediaan material tambahan, penyediaan air bersih, penyediaan listrik, 1 unit genset,  bahan bakar, peralatan konstruksi, dukungan teknis, dan 1 unit mobil ambulans. 

"Selain itu Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) telah menghibahkan lahan sebagai lokasi pembangunan Rumah sakit Waa-Banti," Nathan menjelaskan.

Ke depan, PTFI juga berkomitmen untuk mendukung operasional rumah sakit tersebut dengan menyediakan berbagai kebutuhan tambahan, di antaranya tempat tinggal sementara bagi para tenaga kesehatan (nakes), bantuan logistik makanan, 1 unit kendaraan operasional rumah sakit, penyediaan bahan bakar untuk genset, ambulans, dan kendaraan operasional, transportasi bagi nakes dan logistik rumah sakit. 

"PTFI turut membantu dalam hal dukungan jalur komunikasi, pengelolaan limbah medis, perawatan kendaraan dan genset, serta dukungan dan pendampingan dari Rumah Sakit PT Freeport Indonesia di Tembagapura," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra menuturkan Rumah sakit Waa-Banti diperkuat dengan 60 petugas kesehatan dari puskesmas yang bertugas di Pos Banti.

Sebagai rumah sakit pratama, RS Waa Banti akan menjalankan peran upaya kesehatan kuratif, yaitu rawat jalan dan inap. Pada tahap awal, ada empat pelayanan yang dilakukan, yaitu poli umum, farmasi, pelayanan ibu bersalin, dan pelayanan gawat darurat.

"Kolaborasi Pemkab Mimika bersama Freeport telah memberikan kontribusi nyata memperkuat pelayanan kesehatan di Kampung Banti sebagai wilayah terdekat dari operasional PTFI," Reynold berujar.

 

Rumah Sakit dan Klinik

Fasilitas kesehatan yang dikelola oleh kemitraan Freeport.
Fasilitas kesehatan yang dikelola oleh kemitraan Freeport. (Liputan6.com/Katharina Janur/PTFI)

Jauh sebelum adanya Rumah sakit Waa-Banti, PTFI telah membangun Rumah sakit Mitra Masyarakat (RSMM) yang berada di dataran rendah Mimika. RSMM mulai beroperasi pada Agustus 1999 dan dioperasikan oleh Yayasan CaritasTimika Papua (YCTP). RSMM merupakan rumah sakit tipe C yang menyediakan pelayanan empat spesialistik bedah, penyakit dalam, kebidanan, dan anak.

RSMM juga telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat dari dataran tinggi dan kabupaten sekitar Mimika.

Selain rumah sakit, PTFI juga meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan hingga pelosok areal tambang, di antaranya tersebar di SP IX, SP XII, Nayaro, dan Pomako.

PTFI juga melaksanakan program kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui berbagai program pencegahan dan penanggulangan penyakit dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat yang fokus pada kesehatan ibu dan anak, pengendalian malaria, pengendalian HIV & AIDS, pengendalian TB, hingga air bersih dan sanitasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya