Liputan6.com, Kendari - Angka kasus kecelakaan laut di Sulawesi Tenggara sepanjang 2021 hingga 2023, cukup tinggi. Rata-rata, kasus kecelakaan kapal terjadi akibat kurang tersedianya perlengkapan keselamatan berlayar memadai.
Data Kantor SAR Kendari, pada 2021 ada sebanyak 56 kasus kecelakaan kapal di laut dan sungai. Jumlah ini berasal dari keseluruhan kasus sebanyak 87 kasus kecalakaan di darat dan laut.
Tahun 2022, ada sebanyak 42 kasus kecelakaan laut. Terbanyak, nelayan dan kapal angkutan bermotor.
Advertisement
Kemudian, tahun 2023, sejak Januari hingga Agustus ada sebanyak 32 kasus kecelakaan kapal. Rata-rata, kapal mati mesin dan kondisi ombak tinggi. Sekitar 75 persen korban, merupakan nelayan.
Humas Kantor SAR Kendari, Wahyudi mengatakan, sebagian pemilik kapal memiliki perlengkapan memadai. Namun, mayoritas belum memiliki alat safety sederhana seperti jaket pelampung.
"Perlengkapan seperti radio dan life jacket, harusnya dimiliki bahkan oleh nelayan," ujar Wahyudi, Kamis (21/9/2023).
Diketahui, perairan di sebagian wilayah Sulawesi Tenggara saat Agustus dikenal memiliki ombak mencapai 3 meter. Terendah, mencapai 1 hingga 1,5 meter. Sehingga, tak jarang ada laporan nelayan hilang atau mati mesin kapal saat melaut.
Mengantisipasi hal ini, KSOP Kendari menyosialisasikan keselamatan berlayar kepada nelayan di wilayah Desa Poowonua, Kecamatan Lalongasumeeto Konawe. Wilayah ini dipilih sebab berhadapan langsung dengan Laut Banda, salah satu perairan berombak paling tinggi pada Agustus atau saat musim angin timur.
Sebanyak 150 orang nelayan perwakilan dari 11 desa, mendapat materi keselamatan berlayar. Bahkan, pihak KSOP membagikan life jaket kepada peserta.
Â
Zero Accident
Kepala Seksi Kasus Hukum dan Sertifikasi Berlayar KSOP Kendari Nurbaya mengatakan, harapannya nelayan zero accident saat melaut. Namun, pihaknya tidak memungkiri, masih banyak nelayan yang kadang merasa terbiasa dengan kondisi laut yang bisa tak terkendali kapan saja.
"Sehingga, kami turun ke mereka, bersosialisasi dan membantu memudahkan urusan administrasi mereka," ujar Nurbaya.
Menurutnya, saat ini KSOP selain aktif bersosialisasi, juga memudahkan urusan adminsitrasi nelayan untuk urusan kapal. Kata dia, pihaknya menghindari mempersulit nelayan saat mengurus kelengkapan kapal.
"Jika mereka mau mengurus kelengkapan kapal, SKK 60 mil atau pengukuran kapal, kami fasilitasi," ujar Kasi Sertifikasi Kapal KSOP Kendari Nurbaya.
Â
Advertisement