Viral Pasutri Purwakarta Disekap di Kamboja, Keluarga Ungkap Sering Kena 'Prank' hingga Kirim Jutaan Rupiah

Keluarga Lingga, mengungkapkan beberapa kejanggalan kepada KDM terkait video viral Pasutri asal Kabupaten Purwakarta yang mengaku disekap di Kamboja.

oleh Asep Mulyana diperbarui 26 Sep 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2023, 05:00 WIB
Soal Video Viral Pasutri Purwakarta Disekap di Kamboja, Keluarga Ungkap Kejanggalan ke KDM
Keluarga Lingga, saat bertemu dengan Kang Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Purwakarta Jagat maya, belum lama ini dihebohkan dengan video viral di TikTok yang menayangkan pasangan suami istri (Pasutri) asal Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat yang meminta tolong karena mengaku disekap di negara Kamboja.

Unggahan Pasutri ini pun sontak menjadi perbincangan hangat hingga beberapa hari ini, apalagi setelah diunggah oleh akun TikTok milik @pangareangrey yang lantas ditag ke akun media sosial Instragram milik Kang Dedi Mulyadi @dedimulyadi71.

Di akhir video yang viral tersebut, terdapat permintaan agar Kang Dedi Mulyadi (KDM) membantu pasutri tersebut, karena keduanya berasal dari Kabupaten Purwakarta.

Belum lama ini, Kang Dedi Mulyadi pun bertemu dengan Mayang Dewi Madu Utari kakak dari Lingga Muhamad Firdaus, yang tak lain adalah pria di video viral tersebut.

Mayang memang sengaja diundang oleh Kang Dedi Mulyadi ke Lembur Pakuan, Kabupaten Subang itu untuk menceritakan awal mula Lingga sampai pergi ke luar negeri.

"Sebelumnya, Lingga itu bekerja sebagai chef di Purwakarta dengan gaji Rp 800 ribu-1 juta. Kemudian Lingga menikah dengan Nia yang awalnya tidak disetujui oleh keluarga. Setelah nikah kita kasih modal usaha buat mereka, tapi uangnya selalu habis. Akhirnya istrinya pergi ke luar negeri karena katanya pernah juga kerja di sana," ucap Mayang di hadapan KDM, belum lama ini.

Singkat cerita, lanjut Mayang, awal September 2022 lalu Lingga kemudian menyusul istrinya yang sudah terlebih dahulu bekerja di luar negeri dengan bantuan modal uang yang diberikan Mayang. Selang beberapa bulan berikutnya, Lingga mengabari jika dirinya telah dipecat oleh perusahaan tempat dia bekerja.

"Dia ngasih kabar kalau paspor-nya ditahan oleh perusahaan dan harus ditebus Rp 3 juta," jelas dia.

Karena khawatir dengan nasib adiknya ini, Mayang pun akhirnya memberikan uang untuk menebus paspor yang ditahan itu. Setelah itu, ia meminta adiknya untuk pulang ke Indonesia. Tapi, permintaannya itu justru malah ditolak dan sang adik tetap ingin bekerja di luar negeri.

 

Terungkap Beberapa Kejanggalan

Kejanggalan demi kejanggalan terus Mayang rasakan kala itu. Apalagi, saat Lingga mengabari dirinya jika dia telah bekerja di perusahaan lain. Namun, baru lima hari bekerja, Lingga mengabarkan dirinya sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Karena tak memiliki uang Lingga kembali meminta bantuan kakaknya.

"Saya kemudian menghubungi bosnya di perusahaan kedua ini, dan akhirnya disepakati kita bayar 50 persen untuk biaya rumah sakit Lingga," ujarnya.

Menurut Mayang, dugaan penyekapan yang terjadi ini bukan hanya kali ini saja terjadi. Sebelumnya Lingga pernah mengabari keluarga dan meminta sejumlah uang karena mengalami penyekapan dan diancam akan dijual ke China.

Pihak keluarga pun akhirnya menebus Lingga. Tapi lagi-lagi Lingga tak mau pulang ke Indonesia dan malah akan bekerja di Bangkok. Karena merasa ada yang janggal, kali ini Lingga yang meminta bantuan uang untuk kesekian kalinya tak digubris oleh Mayang.

Hingga akhirnya, pada Minggu kemarin Lingga menelepon Mayang menggunakan nomor bos di perusahaan keduanya yang pernah meminta biaya rumah sakit. Saat itu, Lingga mengaku disekap dan akan dibunuh jika tidak segera ditebus. Kali ini diminta uang tebusan Rp 49 juta.

Beberapa hari setelahnya muncul video Lingga dan istrinya yang mengaku sedang disekap dan viral. Mayang yang khawatir sekaligus kesal kemudian menanyakan langsung pada adiknya perihal video tersebut.

"Kemarin setelah viral saya kontak katanya sudah ditebus oleh perusahaan lain di Kamboja tapi disuruh pulang tetap tidak mau katanya mau tetap kerja di sana," kata Mayang.

Sementara itu, Kang Dedi Mulyadi mengatakan, tak ada soal baginya untuk menebus pasutri tersebut hingga Rp 50 juta demi menjaga harga diri martabat bangsa Indonesia. Namun, ia ingin kejelasan terlebih dahulu hingga mengetahui secara pasti duduk permasalahan yang terjadi.

Ia pun berterima kasih kepada pihak keluarga dan Disnakertrans Purwakarta yang telah memberikan penjelasan kasus tersebut.

"Buat Lingga, cepat pulang jangan merepotkan kakak kamu terus. Jadi kalau kamu sudah kerja punya uang cepat pulang. Kalau kamu diborgol lagi, bikin cerita susah lagi, awas loh tidak akan kita anggap. Intinya kamu itu bandel," ucap KDM.

Terakhir, Kang Dedi Mulyadi pun mendoakan agar seluruh TKI yang berada di luar negeri agar selalu dalam keadaan baik dan tidak mengalami peristiwa membahayakan keselamatan.

"Semoga seluruh diplomat Indonesia di berbagai negara tetap melindungi TKI, bagaimanapun itu martabat bangsa kita," pungkas KDM.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya