BMKG Kalsel Rilis Polusi Udara Terburuk, Dinkes Sebut Dominasi Penderita ISPA di Tiga Banjar

Polusi udara yang terjadi merupakan paling buruk selama musim kemarau tahun ini.

oleh Aslam Mahfuz diperbarui 01 Okt 2023, 02:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2023, 02:00 WIB
Polusi udara Kalimantan Selatan Kalsel
Grafis konsentrasi partikulat PM2.5 di Banjarbaru, ibu kota Kalimantan Selatan. (Liputan6.com/ist)

Liputan6.com, Banjarbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis kualitas udara kota Banjarbaru ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat (29/9/2023). Polusi udara yang terjadi merupakan paling buruk selama musim kemarau tahun ini.

Penyebab utama yakni asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi sejak bulan Juni lalu. Musim kemarau yang panjang menjadi pemicu kekeringan dan titik karhutla semakin luas begitupun asap yang semakin memprihatinkan.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor (BMKG), Karmana mengungkapkan polusi udara yang terjadi pada 29 September 2023 adalah yang terburuk.

Ini terjadi pada pukul 07.00 Wita, angka konsentrasi Partikulat (PM2.5) adalah Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron, yakni mencapai di atas 360 mikrometer.

“Kualitas udara sangat tidak sehat pada rentang 201-300 ini dapat meningkatkan risiko kesehatan pada kelompok sensitif, sebab memasuki label merah dan hitam,” ujar Karmana kepada Liputan6.com, Jumat (29/9).

PM2.5 lebih dari 300 dapat merugikan kesehatan secara serius dan perlu penanganan cepat. Salah satu upaya yang harus segera dilakukan yakni dengan pembagian masker gratis untuk kesehatan.

Karmana menyebutkan kondisi udara yang terjadi saat ini menjadi waktu yang tepat agar pihak pemerintah daerah dapat mengambil kebijakan. Selain itu harus ada pembatasan pada pergerakan masyarakat di luar gedung untuk mencegah menurunnya tingkat kesehatan.

“Cara lainnya adalah dengan membuat edaran oleh Pemda atau BPBD setempat,” pintanya.

Senada dengan itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Kesehatan telah mengeluarkan imbauan terkait dengan bencana asap karhutla. Pihaknya menyurat kepada Dinas Kesehatan kabupaten kota se-Kalsel terkait imbauan kewaspadaan terhadap peningkatan kasus ISPA, tertanggal 26 September 2023.

Surat tersebut merupakan tindak lanjut dari surat sebelumnya tertanggal 22 Agustus 2023, yang masih dalam bentuk kewaspadaan terhadap peningkatan penyakit ISPA.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Langkah Pemprov Kalsel

Kepala Dinas Kesehatan Prov Kalsel, Diauddin menyikapi perkembangan karhutla kini dikeluhkan masyarakat karena dampaknya bagi kesehatan khususnya gangguan saluran pernafasan. Berdasarkan data yang dikirimkan Dinas Kesehatan kabupaten kota sejak minggu ke 35, minggu dimulainya pengamatan karhutla dengan kejadian ISPA sampai dengan minggu ke 37 tercatat sebanyak 1.032 kasus pneumonia dan 14.649 kasus bukan pneumonia.

“Kasus tertinggi penderita ISPA didominasi warga yang terdampak kabut asap dan karhutla yaitu kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin,” sebut Diauddin.

Berkaitan dengan hal tersebut, Diauddin mengharapkan kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten kota dapat melaksanakan upaya pencegahan dan kewaspadaan dini terhadap ISPA.

Adapun langkah yang yang dapat dilakukan untuk pencegahannya yakni:

1. Menyediakan pelayanan kesehatan dan fasilitas sarana kesehatan, mulai dari tempat obat sampai dengan tempat pelayanan kesehatan.

2. Melakukan respon dengan memberikan layanan responsif terhadap daerah terpapar kabut asap.

3. Peningkatan monitoring dan evaluasi laporan terhadap peningkatan kasus ISPA mingguan dan bulanan serta menyiapkan logistik yang diperlukan.

4. Peningkatan penyuluhan kesehatan yaitu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat serta cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan pemakaian masker saat beraktivitas di luar ruangan.

5. Peningkatan sumber daya manusia serta kesehatan dan meningkatkan pelaksanaan lintas program yaitu dengan koordinasi dengan lintas sektor terkait di wilayah kerja masing-masing.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya