Tak Ada Hujan Bikin Kabut Asap Kebakaran Hutan Betah Selimuti Pekanbaru

Kabut asap kiriman dari kebakaran lahan di Jambi dan Palembang, Sumatra Selatan, tertiup angin ke Kota Pekanbaru

oleh Syukur diperbarui 05 Okt 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2023, 00:00 WIB
Kebakaran lahan di Riau beberapa waktu lalu yang menimbulkan kabut asap pekat ke udara.
Kebakaran lahan di Riau beberapa waktu lalu yang menimbulkan kabut asap pekat ke udara. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Langit di Pekanbaru terlihat kelabu karena kabut asap hasil kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Sudah hampir satu pekan keadaan berlangsung sehingga kualitas udara berada di level tidak sehat.

Kabut asap Pekanbaru ini diduga hasil kebakaran lahan di sejumlah kabupaten di Riau. Ada pula kiriman provinsi lain seperti Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel) karena kabut asap Karhutla di sana terbawa angin ke Pekanbaru.

Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Pekanbaru, Ramlan Djambak, pergerakan asap dari Jambi dan Sumsel masih berpotensi mengarah ke Riau.

"Hal ini mengingat arah angin bergerak ke arah tenggara," kata Ramlan, Rabu petang, 4 Oktober 2023.

Keadaan ini juga dipengaruhi masih minimnya hujan di Pekanbaru dan sejumlah wilayah lainnya sehingga pergerakan asap belum dapat terhambat.

"Dari citra satelit tanggal 4 Oktober 2023 terpantau asap di wilayah Jambi dan Sumsel," jelas Ramlan.

Untuk asap dari sejumlah daerah di Riau masuk ke Pekanbaru, BMKG menyatakan sudah terkendali.

Ramlan menjelaskan, wilayah Riau pada umumnya sudah memasuki awal musim hujan sejak September lalu. Namun masih ada sebagian di wilayah Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir yang belum memasuki hujan.

"Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir masih musim kemarau," jelas Ramlan.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pengaruh El Nino

BMKG memprakirakan seluruh wilayah di Riau sudah musim hujan pada akhir Oktober nanti. Hal ini mengingat pengaruh El Nino masih bertahan hingga akhir tahun 2023 sampai awal tahun 2024.

"Sehingga musim kemarau yang terjadi saat ini masih sedikit (kurang)," ucap Ramlan.

Pengaruh musim hujan yang masih minim dan masih ada beberapa wilayah di Riau yang masih berkategori musim kemarau, sambung Ramlan, membuat potensi kekeringan dan Karhutla masih berpotensi di Riau.

Sebagai informasi, El Nino membawa dampak signifikan bagi cuaca. Fenomena iklim ini membuat musim kemarau lebih kering dan musim hujan minim turunnya hujan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya