Liputan6.com, Denpasar - Tempat pembuangan Akhir (TPA) sampah Suwung, Denpasar, Bali beberapa hari lalu mengalami kebakaran yang menyebabkan sebagian warga harus mengungsi untuk sementara. Upaya pemadaman terus dilakukan, namun titik api kebakaran masih nampak terlihat dari TPA Suwung.
Salah satu guna memudahkan pemadaman dilakukan upaya secara niskala atau menggunakan hal gaib. Pemprov Bali dan instansi terkait akhirnya mencoba upaya niskala tersebut guna melancarkan pemadaman kebakaran lahan TPA Suwung Denpasar.
Meski sebelumnya sudah dilakukan pengerahan belasan armada pemadam kebakaran dari wilayah Sarbagita dan mendatangkan Manggala Agni dari Sulawesi, pengerahan water bombing melalui udara yang disupport helikopter BNPB.
Advertisement
Baca Juga
"Sebagai orang Bali yang memiliki kepercayaan adanya kekuatan alam semesta, kami mengimbangi operasi yang dilakukan di darat dan udara dengan utsaha niskala, yakni memercikkan tirta atau air suci dari udara," kata Kalaksa BPBD Bali Made Rentin, Senin (16/10/2023).
Bantuan Armada dari BNPB
Rentin menyebut upaya memercikkan tirta dari helikopter ini dilakukan langsung olehnya didampingi BPBD Kota Denpasar, Dinas KLH Provinsi Bali dan BNPB.
"Sembari melaksanakan pantauan udara, kami memercikkan tirta dengan harapan diiringi doa tulus, penanganan kebakaran segera tuntas dan seluruh personel dalam keadaan sehat dan selamat," tutur dia.
Sebelum ini, pihaknya mendapatkan penambahan armada helikopter tipe BELL 412 SP oleh BNPB untuk melakukan upaya water bombing guna mempercepat proses pemadaman.
Ia mengatakan helikopter sedang bergerak menuju Bali, dan berharap dengan dua unit helikopter akan lebih efektif dan lebih cepat dalam proses pemadaman melalui skema water bombing.
"Untuk tambahan dukungan armada helikopter untuk Bali. Selain helikopter, BNPB juga memberi arahan untuk memberikan dukungan peralatan darurat lainnya," ucapnya.
Sementara itu, warga yang bermukim di sekitar TPA Suwung Kangin mulai berdatangan untuk mengungsi. Jumlah pengungsi ditampung di posko BPBD Bali. Ia menyebut sebanyak 25 orang, terdiri dari 11 dewasa dan 14 anak-anak telah mengungsi pengungsian darurat.
"Mereka berasal dari 6 KK yang bermukim dekat dengan TPA Suwung," pungkas Rentin.
Advertisement