Liputan6.com, Palembang - Jika di Sumatera Barat (Sumbar) ada rendang, di Sumatera Selatan (Sumsel) ada juga kuliner yang terbuat dari daging sapi yakni malbi Palembang.
Berbeda dengan rendang yang identik dengan rasa pedas, malbi Palembang mempunyai rasa yang manis dan gurih jika disantap dengan nasi hangat. Makanan ini biasanya disajikan dalam berbagai acara, mulai dari pernikahan, lebaran hingga hajatan di Sumsel.
Namun tak perlu repot-repot untuk bisa menikmati daging malbi yang manis, karena pebisnis kuliner kini sudah menyediakan malbi kemasan yang bisa dimakan kapan saja.
Advertisement
Ines Aulia Ummi, founder sekaligus pemilik Binda Mimi berinisiatif untuk membuat makanan malbi bisa hadir di tengah masyarakat, tanpa perlu menunggu hajatan.
Baca Juga
Sekitar empat tahun lalu, dia memulai bisnis daging rendang kemasan. Namun banyaknya permintaan dari warga Sumsel yang hijrah ke provinsi lain, untuk bisa menghadirkan daging malbi dalam bentuk kemasan juga.
“Banyak yang minta dibuatkan daging malbi, akhirnya kita hadirkan kuliner malbi kemasan. Rasanya tetap sama dengan aroma rempah-rempah khas Indonesia,” ucapnya kepada Liputan6.com di Palembang, Senin (16/10/2023).
Malbi kemasannya bahkan sudah terbang ke mancanegara, seperti Jerman, Turki, Arab Saudi, Vietnam dan lainnya. Bahkan dia juga bekerjasama dengan lembaga layanan umrah, dalam menyediakan menu makanan malbi kemasan yang bisa dimakan kapan saja.
Ines masih mengandalkan pemasarannya melalui media sosial (medsos). Karena tingginya permintaan, dia bisa mengolah hingga 15 Kilogram daging sapi untuk dibuat malbi kemasan.
Bahkan permintaan membludak jelang lebaran. Dia bisa menghabiskan sekitar 80 Kilogram daging sapi untuk membuat daging kemasan, yang dikirim ke berbagai daerah di Indonesia.
Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau, untuk 250 gram kemasan daging malbi hanya dipatok Rp85.000 saja. Jika disimpan di dalam frozen, daging malbinya bisa bertahan hingga 4 bulan lamanya.
Selain daging malbi dan rendang, warga Jalan Sukarela Kilometer 7 Palembang ini juga membuat ayam ungkem kemasan, sambal hijau, sambal cengek dan bumbu rendang masak dengan harga mulai dari Rp20.000 per kemasan.
“Produk kita juga sudah berstandarisasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kita juga digandeng oleh Bank Indonesia Sumsel sebagai salah satu mitra bisnis syariah di Sumsel,” ujarnya.
Usaha Binda Mimi juga turut serta dalam kegiatan Opening Ceremony Syariah Festival Sriwijaya atau Syafari 2023 yang digelar di atrium Palembang Square (PS) Mal, Sabtu (7/10/2023) lalu.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Ricky P Gozali berkata, Bank Indonesia terus mendorong pergerakan ekonomi dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) binaannya, agar lebih maju dan mandiri.
UMKM Syariah
Terutama untuk mengelola bisnis menggunakan sistem digitalisasi, seperti transaksi melalui QRIS yang disediakan di berbagai perbankan di Indonesia.
“Kita bina bagaimana UMKM syariah bisa ikut dalam perkembangan digitalisasi, dengan meningkatkan kompetensi. Jadi mereka bisa menjual produknya dengan mengikuti zaman,” ujarnya.
Bank Indonesia Sumsel menargetkan tahun ini pengguna QRIS baru bisa tembus 450.000 di Sumsel, dengan 13,5 juta transaksi selama satu tahun.
Saat ini, pengguna QRIS baru di Sumsel sekarang sudah 85 persen, dengan transaksi mencapai 77 persen dari target.
“Transaksi di UMKM syariah juga naik, kredit perbankan juga meningkat drastis. Ini merupakan hal baru dan potensi yang cukup besar,” katanya.
Advertisement