Inovasi Komposter Pupuk Cair Otomatis Buatan Mahasiswa UGM

Mahasiswa UGM membuat komposter pupuk cair. Seberapa pengaruh alat ini mengatasi masalah sampah di Yogyakarta?

oleh Yanuar H diperbarui 24 Okt 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2023, 07:00 WIB
Kementan
Pembuatan pupuk organik cair dengan mencampur bahan-bahan berupa urin sapi, MOL dan gula merah lalu difermentasikan

Liputan6.com, Yogyakarta Peduli lingkungan dan masalah sampah di Yogyakarta Tim Program Kreativitas Mahasiswa UGM membuat alat pembuatan pupuk cair berupa komposter otomatis yang terintegrasi dengan sistem kontrol. Ketua Tim, Rizki Andriansyah mengatakan alat pembuatan komposter pupuk cair ini sangat ekonomis karena menggunakan sinar matahari sebagai sumber listrik. 

"Alat ini kami buat sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar kampus, terlebih kota Yogyakarta, karena akhir-akhir ini sampah menumpuk di pinggiran jalan dan tempat wisata. Hal ini terjadi pasca penutupan TPA Piyungan," terang Mahasiswa Sekolah Vokasi UGM ini di UGM Jumat 20 Oktober 2023. 

Rizki mengatakan salah satu ide pembuatan alat ini karena prihatin dengan masalah sampah di Yogyakarta. Terlebih ada penutupan TPA Piyungan sehingga membingungkan masyarakat saat akan membuang sampahnya. 

"Melihat kondisi itu kami ingin memberikan solusi kepada masyarakat berupa produk pupuk cair dari bahan organik yang tentunya lebih baik penggunaannya dibandingkan pupuk yang berbahan kimia," tambahnya.

Rizki mengatakan alat inovasi ini mempunyai karakteristik sendiri dibanding dengan komposter pada umumnya. Karena alat buatannya ini memiliki kelengkapan komponen dalam membantu proses pengomposan. 

"Komposter ini dilengkapi dengan pengaduk yang tersambung dengan motor secara langsung untuk membantu proses pengomposan,"  ujarnya. 

Dalam membuat alat ini Rizki mengaku menggunakan alat yang mudah didapat seperti besi, triplek yang dilapisi vinyl, dan alat elektronik lainnya. Rizki tidak sendiri ia bersama dengan keempat rekannya yaitu Albarra Ammara Hadi (Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat), Fabio Khrisna Mukti (Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat), Farras M. Yusa (Ilmu Tanah) dan Yunus Alif Nur Rahman (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol) berusaha mencari solusi dengan membuat alat komposter pupuk cair. 

Pengembangan alat  komposter pupuk cair ini di bawah bimbingan Felixtianus Eko Wismo Winarto,  melalui pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif Kemendikbud Ristek tahun 2023. Anggota tim lainnya Yunus mengatakan prinsip kerja komposter ini sama seperti komposter pada umumnya, hanya ada perbedaan pada proses pengomposannya yang dibantu oleh blade pengaduk dan water bubble. 

“Cara kerjanya mirip dengan komposter lainnya, tetapi disini kita memakai blade pengaduk dari besi untuk membantu menggemburkan bahan-bahan organik di dalam drum sehingga cepat gembur," jelasnya.

 

Yusa anggota tim lainnya menerangkan pihaknya melengkapi alat ini dengan pompa udara untuk mensuplai oksigen ke dalam drum agar tumbuh kembangnya mikroorganisme yang digunakan untuk proses pengomposan bisa berjalan. Selain itu,  keunggulan alat komposter ini dapat menghasilkan cairan pupuk sejumlah 1 liter dalam waktu kurang 2 hari.

 

"Dengan memanfaatkan blade pengaduk tadi, bahan organik akan cepat gembur dan berair, sehingga volume pupuk yang dihasilkan dalam besaran tertentu lebih cepat dibandingkan komposter pada umumnya," terang Yusa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya