Liputan6.com, Yogyakarta - Banyaknya sampah kulit buah dan tumbuhan dari para penjual di Yogyakarta membuat Rachel Tiono dan kawan-kawan dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM mengolahnya menjadi eco enzim untuk obat penyembuh luka sariawan. Menurut Rachael Tiono kulit jeruk baby pacitan, kulit pisang tanduk, kulit buah naga merah, kulit buah melon madu dan daun serai bisa menjadi obat sariawan setelah bertemu dengan komunitas eco enzym Sleman yang berpusat di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman Yogyakarta.
“Di komunitas tersebut, kami belajar cara membuat eco enzyme dan pemanfaatannya,” kat Rachael di Kampus UGM Senin (13/11/2023).
Setelah meneliti dari laporan ilmiah menemukan data jika kulit buah memiliki kandungan untuk membantu proses metabolik dan enzimatik penyembuhan jejas, merangsang regenerasi sel dalam penyembuhan luka, dan membuat aroma segar. Walaupun belum ada penelitian ilmiah terkait penggunaan eco enzym ini untuk tubuh manusia sehingga belum terjamin keamanan dan efeknya, namun kandungan eco enzym terdapat unsur-unsur dasar natrium, klorida, kalsium, magnesium, zinc, dan lainnya yang dapat memicu percepatan penyembuhan.
Advertisement
Baca Juga
Ia dan tim meneliti skala laboratorium dengan menggunakan larutan eco enzym yang mereka namakan patch Eco enzym (P-Eco) untuk obat sariawan pada hewan coba. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui khasiat terhadap penyembuhan model luka sariawan menggunakan hewan coba tikus yang dilihat dari jumlah sel radang.
“Model luka sariawan dibuat pada bibir bawah tikus, kemudian ditempelkan patch eco enzyme pada luka,” ujarnya.
Setelah beberapa hari kemudian mengamati hasil sampel bekas luka sariawan tersebut dibuat preparat histologis jaringan dengan menggunakan mikroskop. Hasil penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa patch eco enzyme dapat mengurangi jumlah sel radang.
“Bentuk sediaan berupa patch P-Eco dapat sangat membantu penyembuhan sariawan karena memberikan proteksi dari gesekan saat proses pengunyahan sehingga sel dapat beregenerasi dan memicu kesembuhan,” ujarnya.
Ia mengatakan Patch P-Eco bisa meningkatkan kerja obat, meminimalkan frekuensi pemberian, dan memiliki dosis yang sesuai di setiap penggunaannya.
“Dengan demikian diharapkan potensial penyembuhan luka sariawan menjadi lebih cepat,” ungkapnya.
Rachael mengaku obat sariawan ini masih penelitian tahap awal yang baru diberlakukan pada hewan coba. Perlu proses penelitian bertahap dan komprehensif agar patch eco enzym ini mempunyai efek yang diharapkan dan aman untuk pemakaian pada manusia.
Selain Rachael Tiono, tim ini beranggotakan Salsabila Kuswantoro, Caroline Tannesa, Risa Alvina Tania, dan Aracely Evina Purnomo yang kesemuanya mahasiswa angkatan 2021 Fakultas Kedokteran Gigi dengan dosen pembimbing Alma Linggar Jonarta, dosen Departemen Biologi Oral, FKG UGM.